Denpasar (ANTARA News) - Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (Konjen RRT) di Denpasar, Hu Yinquan minta warganya berwisata mengikuti aturan dan jika ada warga Tiongkok yang melakukan penyalahgunaan kunjungan wisata sepenuhnya diserahkan sesuai aturan Pemerintah Indonesia.

"Kami berada di sini (Indonesia) tetap tunduk kepada aturan pemerintah setempat. Kami sudah bekeja sama dengan Permerintah Indonesia dalam penanganan kasus seperti itu. Terlebih jika ada warga kami yang melakukan pelanggaran, semisal penyalahgunaan kunjungan wisata, tetapi mereka sebagai pekerja, itu sudah melanggar aturan," katanya di Kuta, Bali, Sabtu.

Ia mengatakan pihak Pemerintah RRT sudah melakukan sosialisasi kepada warganya jika melakukan kunjungan wisata agar tertib dan mengikuti aturan, sehingga tidak sampai menimbulkan permasalahan di negara tujuan.

"Langkah-langkah sosialisasi agar tertib dalam berkunjung ke tempat wisata sudah dilakukan di negara kami. Sehingga tidak sampai bermasalah di negara yang dikunjungi," ucapnya.

Ditanya mengenai kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali, Hu Yinquan mengatakan kunjungan warga China ke Pulau Dewata setiap tahunnya terjadi peningkatan.

"Setiap tahunnya mengalami pertumbuhan warga kami ke Bali. Sebab di Bali cukup banyak objek wisata seni dan budaya. Apalagi di sini ada persamaan kebudayaan yang sudah terjalin sejak zaman dahulu," ujarnya.

Salah satu contoh, kata dia, peradaban budaya Bali dengan China yang diangkat dalam cerita Bali Agung, yakni perkawinan Sri Jaya Pangus dengan Kan Cing Wie (putri China).

"Hingga sangat saat ini peradaban kebudayaan tersebut menjadi kepercayaan masyarakat Bali. Bahkan terjalin sangat erat dalam kehidupan warga Pulau Dewata," ujarnya.

Bagi warga Tiongkok, kata dia, mereka datang ke Bali memiliki kenangan sendiri, sebab mereka merasakan datang ke rumahnya sendiri, dan menjadi kesan sendiri.

"Ini juga bagian upaya promosi pariwisata kami agar banyak datang ke Bali, begitu juga sebaliknya warga Indonesia agar melakukan wisata ke Tiongkok," katanya.

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017