Ini peninggalan sejarah, jadi benar-benar hati-hati. Penangananya khusus."
Ngawi (ANTARA News) - Bupati Ngawi, Provinsi Jawa Timur, Budi Sulistyono, mengemukakan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mendukung proyek revitalisasi Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi ke bentuk semula agar menjadi tempat wisata sejarah.

Menurut Kanang, sapaan akrab Budi Sulistyono, kepastian dukungan tersebut diperoleh setelah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochamad Basuki Hadimuljono mengunjungi benteng tersebut di sela kunjungan kerjanya meninjau perkembangan proyek jalan tol Solo-Ngawi, Senin (20/2).

"Pak Menteri siap memberikan dukungan dana dari Kementerian PUPR. Bisa lebih dari Rp40 miliar yang dikucurkan dari kementerian tersebut," ujarnya kepada wartawan, Selasa.

Ia menjelaskan sebelum memberikan bantuan anggaran, Kementerian PUPR akan menurunkan tim untuk memastikan rencana revitalisasi Benteng Pendem agar tidak berbenturan dengan aturan. Dalam waktu dekat utusan tim ahli kementerian akan datang ke Ngawi, termasuk para arsitek.

"Kemarin beliau menyampaikan tidak sembarangan menyalurkan bantuan, makanya ada tim khusus yang diterjunkan ke Ngawi," katanya.

Sesuai arahan Menteri Basuki Hadimuljono, maka revitalisasi Benteng Pendem Ngawi dinilai sejalan dengan program Kota Pusaka dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian PUPR, yang sudah digelontorkan untuk pengelolaan Lawang Sewu dan Kota Tua di Semarang, Jawa Tengah.

Adapun program Forum Kota Pusaka dibentuk dengan tujuan memberikan pemahaman tentang pembangunan kota berkelanjutan berbasis pusaka. Selain itu juga mendorong anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dalam upaya penataan dan pelestarian Kota pusaka. Kabupaten Ngawi merupakan salah satu anggota dari forum tersebut.

Kanang mengatakan bahwa dalam kujungannya, Menteri Basuki sempat mengevaluasi rencana induk (master plan) dan Detail Engineering Design (DED) Benteng Pendem Ngawi.

"Pak Menteri meminta agar tidak ada penambahan maupun pengurangan bangunan dan ornamen yang ada di lokasi benteng. Intinya, jangan sampai mengubah bentuk. Ini peninggalan sejarah, jadi benar-benar hati-hati. Penangananya khusus," kata Kanang.

Ia menyatakan bahwa Menteri Basuki sangat terkesan dengan bangunan Benteng Pendem Ngawi, dan menilai lokasi tersebut menarik untuk dikembangkan dan dikembalikan kemegahannya karena tidak semua daerah memiliki benteng peninggalan Belanda yang memiliki kekhasan dan berpotensi sebagai tempat wisata andalan.

Pascapenandatanganan nota kesepahaman dengan pihak Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), Pemkab Ngawi mulai serius melakukan perbaikan di tempat tersebut untuk dijadikan tempat wisata sejarah.

Total dana untuk perbaikan dan pemugaran hingga Benteng Pendem Ngawi kembal,  seperti bangunan awal dibutuhkan sekira Rp200 miliar hingga Rp300 miliar.

"Dana sebesar itu kami upayakan dari APBD Ngawi, provinsi, dan sumber-sumber lain yang bisa masuk untuk itu, termasuk dari pusat," katanya.

Ia menambahkan, menargetkan pemugaran Benteng Pendem Ngawi akan selesai pada 2020 sehingga bisa difungsikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata unggulan di Jawa Timur, bahkan nasional.

Benteng Pendem Ngawi terletak di jalur pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, tepatnya di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.

Setelah kemerdekaan, benteng peninggalan Belanda tersebut digunakan oleh TNI AD, yakni Batalyon Artileri Medan (Armed) 12 sebagai gudang senjata. Setelah tidak lagi digunakan sebagai gudang senjata, Benteng Pendem Ngawi kini telah dibuka untuk umum sebagai objek wisata sejak akhir 2011.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017