Jakarta (ANTARA News) - Hujan deras yang melanda berbagai daerah memicu sungai meluap dan banjir di Kabupaten Gorontalo pada Jumat (2/6) dengan 664 KK atau 2.474 jiwa terdampak.

"Banjir merendam ratusan permukiman dan lahan pertanian di Kecamatan Limboto, Limboto Barat dan Tibawa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu.

Dia mengatakan hujan yang sangat tinggi menyebabkan Sungai Marisa yang melintasi wilayah Limboto Barat, Sungai Moloupo melintasi wilayah Limboto dan Sungai Monggelomo yang melintasi wilayah Kecamatan Tibawa meluap.

Banjir, kata dia, merendam sembilan kelurahan/desa di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Limboto (Kelurahan Tenilo, Bolihuangga, Hunggaluwa, Bongohulawa dan Kayumerah), Kecamatan Limboto Barat (Desa Haya-Haya, Yosonegoro, Pone) dan Kecamatan Tibawa (Desa Datahu). Tinggi banjir berkisar 50-200 sentimeter.

Fasilitas umum, kata dia, dilaporkan rusak akibat terendam banjir seperti sekolah, masjid, puskesmas dan perkantoran. Daerah yang paling banyak terendam adalah Kelurahan Tenilo (178 rumah, 203 KK/632 jiwa) dan di Desa Pone (86 rumah, 96 KK/384 jiwa).

Dia mengatakan tidak ada korban jiwa meskipun rumah terendam banjir. Masyarakat tidak mengungsi karena wilayah itu hampir setiap tahun mengalami banjir.

"Masyarakat telah memiliki mekanisme kehidupan untuk hidup harmoni dengan banjir. Artinya masyarakat telah memiliki daya survival untuk merespons banjir," kata dia.

BPBD, kata dia, menyalurkan makanan siap saji untuk buka puasa dan sahur bagi masyarakat yang terdampak. BPBD juga membantu masyarakat untuk membersihkan lumpur di sekolah-sekolah dan tempat tempat ibadah.

Sutopo mengatakan saat ini sebagian banjir sudah surut. Rutinitas banjir di Gorontalo disebabkan rusaknya kawasan hulu, meningkatnya sedimentasi di sungai dan Danau Limboto serta kondisi topografi wilayahnya yang merupakan dataran banjir yang telah berkembang menjadi permukiman.

"Wilayah hulu yang banyak berubah menjadi kebun jagung dan lahan pertanian tanpa disertai dengan konservasi tanah dan air telah menyebabkan wilayah di Gorontalo rentan banjir," kata dia.

(A061/I007)

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017