kuncinya adalah membangun bandara-bandara kecil seperti di Lombok, Labuan Bajo dan lokasi lain seperti Raja Ampat
Manila, Filipina (ANTARA News) - Pendiri dan CEO Group AirAsia Tony Fernandes menilai pengembangan destinasi pariwisata baru di Indonesia memerlukan akses penerbangan langsung agar sukses sebagai tujuan wisata unggulan.

"Kami sekarang nomor satu dalam mendatangkan turis dan kami akan lanjutkan, kuncinya adalah membangun bandara-bandara kecil seperti di Lombok, Labuan Bajo dan lokasi lain seperti Raja Ampat juga yang butuh penerbangan langsung," kata dia dalam wawancara usai menerima ASEAN Business Awards 2017 di Solaire Pasay City, Rabu malam kemarin.

Tony menyatakan mendukung penuh upaya Presiden Jokowi dalam menggairahkan pariwisata Indonesia dengan membuka rute baru ke 10 destinasi wisata prioritas. Ia berpendapat hal itu harus dilakukan karena persaingan menuntutnya demikian.

"Medan jadi tujuan kami berikutnya karena kami akan mempromosikan Danau Toba," kata Tony.

Saat ini penerbangan AirAsia ke Medan langsung baru tersedia dari Kuala Lumpur, Johor Bahru, Penang dan Bangkok, sedangkan penerbangan dari Australia, China, Tokyo, Korea dan Taiwan masih harus transit di Kuala Lumpur.

Tony menuturkan, kendala lain yang dihadapi adalah bandara yang terlalu kecil untuk dilandasi armada AirAsia yang mayoritas Airbus. Bahkan sejumlah destinasi membutuhkan pesawat yang lebih kecil untuk bisa dilandasi.

"Maka kami mendorong agar swasta bisa membangun bandara yang lebih besar di kawasan dekat tujuan pariwisata," kata Tony lagi.

Pemerintah terus berupaya mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara hingga 20 juta orang per tahun pada 2019 dengan mengembangkan 10 destinasi wisata prioritas.

Kesepuluhnya adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Pulau Morotai di Maluku Utara, Kepulauan Seribu di Jakarta, Tanjung Lesung di Banten, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017