Denpasar (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku siap untuk menyederhanakan peraturan apabila dinilai menyusahkan bagi investor dalam menanamkan modalnya untuk pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia.

"Secara ekstrem bisa saya katakan bahwa Peraturan Menteri itu bukan segalanya, artinya apabila ada kesulitan berkaitan dengan PM kita bisa sederhanakan apabila untuk kemanfaatan yang signifikan," kata Budi setelah pembukaan Asia-Europe Meeting (ASEM) di Nusa Dua, Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan deregulasi bisa dilakukan secara intensif untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung.

"Yang kita lakukan ini intensif dan antusias bersama-sama swasta dan BUMN, contoh mau dinvestasi di Kertajati, apa masalahanya, maka kita akan elaborasi, kita berusaha untuk menciptakan tata kelola yang baik," katanya.

Menhub Budi dalam pertemuan antara menteri transportasi di Eropa dan Asia itu juga mengerahkan BUMN dan swasta untuk menawarkan program-program yang dinilai potensial untuk dikerjasamakan.

Terdapat 12 proyek yang yang akan ditawarkan dalam pertemuan bilateral dengan sembilan negara Asia dan Eropa, di antaranya Jepang, RRT, Polandia, Hongaria, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Singapura.

Proyek yang ditawarkan adalah Makassar New Port, Product terminal 1 dan 2 Pelabuhan Kalibaru, Pelabuhan Kijing, Pelabuhan Sorong (Papua Barat), Kanal Cikarang-Bekasi-Laut (CBL), Pelabuhan Tanjung Carat, Bandara Kualanamu, Bandara Internasional Lombok, Kereta Api Makassar-ParePare, Light Rapid Transit (LRT) Bandung, dan Trem Surabaya.

Dalam skala khusus Menhub akan bertemu dengan perwakilan dari Jepang untuk membahas beberapa proyek transportasi yang sedang berjalan ataupun dalam tahap perencanaan.

"Nanti dengan Jepang saya akan membahas perkembangan Pelabuhan Patimban, perkembangan Mass Rapid Transit (MRT), perkembangan Light Rapid Transit (LRT) dan High Speed Train Jakarta-Surabaya," katanya.

Bersama dengan Filipina, Menhub akan membahas vokasi/training pelaut Indonesia dan tindak lanjut Roro rute Bitung, Indonesia - Davao, Filipina.

"Seperti kita ketahui kualitas pelaut-pelaut Filipina sangat bagus, untuk itu akan sangat baik sekali bila pelaut Indonesia mendapatkan pelatihan dengan negara Filipina. Sedangkan untuk Roro Bitung - Davao akan kita samakan persepsi agar rute tersebut dapat berlayar dengan terjadwal" katanya.

Bersama dengan Tiongkok akan dibahas perkembangan proyek infrastruktur transportasi yang melibatkan Tiongkok hasil dari One Belt One Road (OBOR) yaitu infrastruktur di Sumatera Utara, Kalimantan dan Sulawesi Utara.

Sedangkan dengan beberapa negara lainnya akan dibahas isu Inteligent Transport System dengan negara Korea, isu Non-Convention Vessel Standard (NCVS) dengan negara Malaysia, kerjasama transportasi udara dan laut dengan Singapura dan menawarkan proyek-proyek strategis transportasi dengan Hongaria dan Polandia.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017