Jakarta (ANTARA News) - Kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga menjadi penyumbang inflasi terbesar pada September 2017 dengan andil 0,08 persen menurut Badan Pusat Statistik (BPS).

"Semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi kecuali bahan makanan. Inflasi terbesarnya terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dengan tingkat inflasi sebesar 1,03 persen pada September 2017," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan yang andilnya dominan pada inflasi September yaitu uang kuliah akademi atau perguruan tinggi (0,04 persen) disusul uang sekolah SD, uang sekolah SMP, uang sekolah SMA, dan rekreasi yang masing-masing 0,01 persen.

"Itu adalah beberapa hal yang menyebabkan inflasi intinya naik. Tetapi, biasanya uang kuliah dan uang sekolah biasanya setelah ini tidak ada dampaknya lagi. Kemarin muncul di Agustus dan September," kata Suhariyanto.

BPS mencatat terjadi inflasi 0,13 persen pada September. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-September) 2017 sebesar 2,66 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (year-on-year/yoy) sebesar 3,72 persen.

Komponen inti pada September mengalami inflasi sebesar 0,35 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender mengalami inflasi sebesar 2,51 persen.

Sementara komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi 0,15 persen, komponen harga bergejolak mengalami deflasi 0,67 persen, dan komponen energi mengalami inflasi 0,06 persen.

Suhariyanto mengatakan berdasarkan pemantauan BPS di 82 kota, ada 50 kota yang mengalami inflasi dan 32 kota yang deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Tual, Maluku (1,59 persen) dan terendah di Depok, Jawa Barat, dan Mamuju, Sulawesi Barat, sebesar 0,01 persen.

"Untuk 32 kota yang mengalami deflasi, tertinggi terjadi di Manado (Sulawesi Utara) sebesar 1,04 persen dan terendah di Tembilahan (Riau) 0,01 persen," kata dia.

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017