Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek meminta kesadaran akan pentingnya imunisasi kepada kelompok masyarakat yang masih menolak imunisasi atau antivaksin menyusul adanya kejadian luar biasa (KLB) difteri di Indonesia.

Nila di Jakarta, Senin, mengingatkan kepada masyarakat yang menolak anaknya diimunisasi bahwa program imunisasi bermanfaat bagi orang lain dan jika tidak dilaksanakan bisa membahayakan orang lain.

"Saya kira mereka harus sadar. Jangan merusak (kekebalan kelompok) untuk masyarakat yang lain," kata Menkes.

Nila menegaskan bahwa imunisasi, dengan menggunakan vaksin yang masih diperdebatkan kandungannya oleh sebagian masyarakat antivaksin, memiliki lebih banyak kemaslahatan ketimbang mudharatnya.

Nila juga menyampaikan bahwa imunisasi merupakan upaya memenuhi hak anak untuk sehat.

Menurut Menkes, KLB difteri terjadi karena adanya kesenjangan imunitas atau "immunity gap" di kalangan penduduk suatu daerah.

"Keadaan ini terjadi karena ada kelompok yang tidak mendapatkan imunisasi atau status imunisasinya tidak lengkap sehingga tidak terbentuk kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri difteri, sehingga mudah tertular difteri," tutur Menkes.

Laporan kasus difteri sejak Januari hingga November 2017 menunjukkan telah ditemukan sebanyak 593 kasus Difteri dengan 32 kematian di 95 kabupaten-kota di 20 provinsi Indonesia.

"Meski Difteri sangat mudah menular, berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, Difteri ini dapat dicegah dengan imunisasi," kata Menkes.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017