Teheran (ANTARA News) – Sejumlah sekolah ditutup untuk hari keempat berturut-turut di Teheran pada Rabu (20/12) karena polusi udara berbahaya menutupi ibu kota Iran ini dan pembatasan lalu lintas gagal membersihkan polusi itu.

Konsentrasi udara rata-rata dari partikel terbaik dan paling berbahaya (PM2.5) mencapai titik "tidak sehat" pada 160 mikrogram per meter kubik, sedikit lebih buruk dibandingkan pada Selasa, kata pihak berwenang.

Angka itu enam kali lebih tinggi dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia yang maksimal 25 mikrogram per m kubik selama 24 jam.

Pemerintah memperpanjang pembatasan lalu lintas sehingga hanya satu dari dua mobil yang bisa melaju di jalanan, tergantung pada plat nomor mereka.

Rabu adalah hari terakhir dalam sepekan untuk sekolah di Teheran dan pihak berwenang belum mengatakan apakah mereka akan membuka kembali sekolah pada Sabtu.

Polusi juga menyelimuti sedikitnya empat kota besar lainnya: Esfahan di pusat, Orumiyeh di barat laut, Masyhad di timur laut dan Tabriz di barat laut Irak.

Sekolah ditutup pada Rabu di seluruh kota ini kecuali di Masyhad, lapor situs web penyiaran negara.

Ambulans juga dikerahkan di jalanan untuk mengantisipasi kemungkinan keadaan darurat medis, tambahnya.

Warga negara, terutama yang memiliki masalah pernafasan, anak-anak dan orang tua, disarankan untuk tetap berada di rumah, tutup AFP.



Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017