Manila, 24/1 (ANTARA News) - Jumlah pengungsi akibat letusan gunung berapi Filipina melonjak menjadi lebih dari 61.000 pada Rabu, kata lembaga bencana negara tersebut, saat Gunung Mayon melontarkan lahar menghasilkan abu setinggi empat kilometer.

Peringatan untuk kejadian tersebut tetap berada hanya satu tingkat di bawah tingkat tertinggi 5, setelah lima "muntahan lahar, yang jarang namun gencar" dari kawah puncak selama 19 jam sejak Selasa pagi, kata ahli gunung berapi negara tersebut.

Pancaran lahar setinggi 500-600 meter berlangsung tujuh menit hingga lebih dari satu jam, menghasilkan abu setinggi 3-5 kilometer di atas kawah, kata Lembaga Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs).

Sekolah di 17 kota dan beberapa kotamadya di Albay serta daerah di dekat Provinsi Camarines Selatan, yang juga terdampak hujan abu, ditutup. Sebanyak 56 penerbangan dibatalkan karena terdampak letusan gunung berapi paling aktif dan paling indah di Filipina itu.

Terdapat 55.068 penduduk di tempat penampungan sementara, meningkat dari sekitar 40.000 penduduk pada Senin. Sekitar 6.165 pengungsi tinggal di tempat lain.

Jumlah pengungsi meningkat setelah pemerintah provinsi memperluas zona bahaya di sekitar gunung berapi setinggi 2.462 meter itu ke radius sembilan kilometer, dari zona terlarang delapan kilometer yang disarankan Phivolcs.

Letusan Gunung Mayon, sejak 13 Januari, berdampak pada 54 desa di Albay, dengan penduduk gabungan berjumlah 71.373 orang.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018