Ambon (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo memaparkan kontribusi Indonesia bagi upaya perdamaian dunia kepada para kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang menghadiri pembukaan kongres dan dies natalis organisasi mahasiswa itu di Auditorium Universitas Pattimura, Ambon, Rabu.

"Kita terus membantu perjuangan Palestina melawan penindasan dan ketidakadilan. Kita ingat, tahun 2016 menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI. Kita juga membuka konsulat kehormatan di Ramallah. Kita juga mendorong KTT di Istanbul yang menentang pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel," kata Presiden Joko Widodo.

Presiden juga menjelaskan bahwa Indonesia aktif membantu penanganan pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh dan Myanmar, serta menjalankan upaya diplomasi damai ke pihak-pihak yang berseteru.

Dia juga menuturkan pengalamannya mengunjungi Sri Lanka, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan pada Januari, termasuk kunjungannya ke kamp pengungsian Rohingya di Bangladesh.

"Saya berkunjung ke Cox's Bazar lokasi pengungsian dan kondisinya memprihatinkan," katanya.

Presiden lalu menceritakan bagaimana dia bersikeras mengunjungi Afghanistan yang sedang didera konflik demi menunjukkan keseriusan dan kepedulian Indonesia mendukung upaya mewujudkan perdamaian di Afghanistan.

"Kenapa saya tetap pergi ke Kabul? Karena pentingnya persaudaraan dan persatuan," ujarnya.

Kunjungan ke negara-negara yang sedang menghadapi krisis kemanusiaan, menurut dia, akan semakin menyadarkan Indonesia bahwa persaudaraan dan persatuan merupakan hal yang tak ternilai.

Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pesan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani agar sebagai negara besar yang beragam Indonesia terus menjaga persatuan.

"Betapa mundurnya jauh sekali gara-gara konflik perang. Oleh sebab itu, titipan Presiden Ashraf Ghani saya ingat betul. Jangan sampai ada konflik antarsuku, antaragama, dan antarkampung. Tegas saja kalau ada konflik seperti itu, jangan beri waktu bagi konflik untuk berkembang," katanya.


Pewarta: Joko Susilo, Hanni Sofia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018