Taipei (ANTARA News) - Taiwan merencanakan larangan menyeluruh untuk penggunaan barang plastik sekali pakai termasuk sedotan, gelas dan tas belanja sebelum 2030, kata pejabat, Kamis (22/02).

Itu upaya terbaru Taiwan untuk mengurangi limbah dan polusi setelah memperkenalkan program daur ulang dan kantong plastik berbayar. Program ramah lingkungan tersebut juga diperluas untuk membatasi penggunaan dupa di kuil dan festival guna melindungi kesehatan masyarakat.



Rencana baru itu akan memaksa restoran waralaba besar berhenti menyediakan sedotan plastik mulai 2019, persyaratan yang akan diperluas ke semua gerai makanan pada 2020.



Konsumen harus membayar biaya tambahan untuk semua sedotan, kantong plastik, peralatan makan dan minuman sekali pakai mulai 2025, menjelang pemberlakuan larangan penuh untuk barang-barang sekali pakai lima tahun kemudian, demikian menurut peta jalan program dari Lembaga Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Administration/EPA) pemerintah.

Lai Ying-ying, pejabat EPA yang mengawal program baru tersebut mengatakan, mereka bertujuan menerapkan larangan menyeluruh sebelum 2030 untuk secara signifikan mengurangi sampah plastik yang mencemari laut dan juga masuk ke perusahaan makanan waralaba.

Lai, satu warga Taiwan rata-rata menggunakan 700 kantong plastik setiap tahunnya. EPA bermaksud mengurangi angka itu menjadi 100 sebelum 2025 dan menjadi nol pada 2030.

Pemerintah telah melarang kantong plastik gratis di gerai retail besar termasuk toko serba ada, memperluas langkah tersebut ke usaha kecil termasuk toko roti dan kios minuman mulai tahun ini, demikian AFP.



Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018