Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan pengamalan Pancasila dalam agama Islam secara tepat dan bijaksana merupakan syarat mutlak demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam pidatonya yang dibacakan oleh Inspektur Jenderal TNI Mayjen TNI M Herindra sebagai yang mewakili pada rapat pleno Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kantor MUI Jakarta, Rabu, Panglima TNI mengajak berbagai pihak untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila tanpa ada batas suku, bangsa, agama, dan ras.

Marsekal Hadi Tjahjanto mengakui bahwa adanya upaya untuk memecah belah bangsa Indonesia dan sudah berkembang kian mengkhawatirkan.

Menurut dia, perkembangan dinamika ancaman global yang terjadi belakangan ini seringkali menjadi batu sandungan untuk terwujudnya cita-cita luhur negara Indonesia untuk menjadi lebih baik.

"Saat ini kita berhadapan dengan dinamika ancaman global kekinian yang berpotensi menafikan Pancasila dan kedaulatan bangsa," kata Panglima TNI.

Ia menjabarkan kemajuan teknologi di bidang informasi digital, biologi, dan transportasi yang menghasilkan berbagai dampak baru dan pada konteks tertentu bisa bertransformasi jadi suatu ancaman baru.

Profil digital yang ada di internet bisa disalahgunakan oleh kelompok tertentu untuk menjadi sarana indoktrinasi pada individu-individu.

Kemudian dari berbagai ancaman tersebut bisa menimbulkan kesenjangan sosial yang bisa menjadi satu ancaman tersendiri.

Marsekal Hadi mengatakan berbagai fenomena yang berpotensi mereduksi atau merusak Pancasila dan ideologi negara seharusnya perlu terus diwaspadai dan diantisipasi.

"Sebagai bagian dari bangsa Indonesia hendaknya kita senantiasa teguh pada tujuan cita-cita luhur negara," demikian Panglima TNI.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sedianya menghadiri Rapat Pleno Dewan Pertimbangan MUI dengan tema Tantangan dan Ancaman terhadap Kedaulatan Negara.

Namun Panglima TNI berhalangan hadir dan diwakilkan oleh Inspektur Jenderal TNI Mayjen TNI M Herindra. Hadir pula dalam forum tersebut Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018