Maman di Jakarta, Kamis, mengatakan baik ideologi transnasional maupun transaksional sama-sama ingin menghancurkan Indonesia sebagai negara yang majemuk.
Dikatakannya, seluruh masyarakat harus betul-betul paham bahwa Indonesia sudah punya Pancasila, sudah punya bentuk NKRI, dan sudah sepakat soal Bhinneka Tunggal Ika.
"Itu sudah lebih dari cukup buat negara ini. Kita tidak ingin tercabik-cabik seperti Suriah, Irak, Libya, Yaman, dan negara-negara Timur Tengah lainnya, " kata Maman.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan, Majalengka, Jawa Barat itu menegaskan bahwa menjadi salah satu tugas ulama untuk mencegah perpecahan bangsa.
"Kalau dulu ulama berjihad dengan berjuang melawan penjajah, di zaman sekarang perjuangan ulama adalah memerangi kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan," katanya.
Mantan anggota DPR dari PKB ini menambahkan, sejak sebelum kemerdekaan, ulama Nusantara tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga cinta tanah air dan semangat untuk meraih kemerdekaan.
Tugas ulama pada era sekarang adalah menguatkan kembali nilai-nilai Islam. Islam harus jadi spirit untuk perubahan dan perdamaian, bukan membuat teror atau menyebarkan ketakutan di mana-mana, katanya.
"Ulama tidak boleh mengajarkan kekerasan, intimidasi, caci maki, fitnah, apalagi menghancurkan kemanusiaan," kata Maman.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
