... TNI sama sekali tidak menggunakan senjata roket dan senjata-senjata bantuan lainnya."
Timika (ANTARA News) - Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) dilaporkan membakar 17 rumah warga Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, sejak 24 Maret hingga 1 April, demikian Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi.

"Data yang kami dapatkan berdasarkan laporan dari kepala-kepala kampung, tercatat ada 17 rumah warga yang dibakar oleh KKSB sebelum TNI tiba di kampung-kampung itu," ujarnya di Timika, Kamis.

Ia membantah keras klaim pihak KKSB melalui juru bicara bernama Hendrikus Uamang sebagaimana dilansir beberapa media di Papua bahwa pasukan TNI yang membakar rumah-rumah masyarakat di Kampung Banti, Kimbeli, Opitawak, Utikini, yang sebelumnya diduduki KKSB pimpinan Sabinus Waker.

"Logika sederhananya, bagaimana mungkin TNI yang membakar rumah-rumah masyarakat? Sementara saat itu pasukan TNI belum berada di lokasi tersebut. Mereka sengaja memutarbalikan fakta. Justru KKSB-lah yang membakar rumah-rumah masyarakat," ujar Aidi.

Ia menjelaskan bahwa pasukan TNI berkekuatan 50 personel gabungan Batalyon Infanteri (Yonif) 751/Rider, Yonif 754 Eme Neme Kangasi dan Brigif 20 Ima Jaya Keramo baru digerakan ke lokasi yang dikuasai KKSB pada 31 Maret dini hari.

Sementara itu, diungkapkannya, kelompok separatis bersenjata itu sejak 24 Maret sudah membakar gedung Rumah Sakit Waa-Banti, gedung Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SD, SMP) Negeri Banti maupun rumah orang tua Bupati Mimika Eltinus Omaleng di Kampung Waa-Banti.

Pasukan TNI yang sudah berada di sekitar Kampung Banti kemudian terlibat kontak tembak dengan KKSB pada 1 April pukul 17.00 WIT, yang mengakibatkan satu prajurit TNI Bripka Vicky Rumpaisum gugur.

Meski satu prajuritnya gugur, pasukan TNI kemudian berhasil menguasai enam kampung sekitar Tembagapura pada 2 April, dan terus melakukan pengejaran anggota KKSB yang melarikan diri ke arah perbukitan dan gunung-gunung di sekitar Banti dan Opitawak.

Aidi mengatakan, sembari melarikan diri, anggota KKSB terus melancarkan tembakan ke arah pasukan TNI dan membakar rumah-rumah penduduk.

Saat pasukan TNI berhasil menguasai enam kampung sekitar Tembagapura itu, ia menyatakan, warga yang masih bertahan keluar dari rumah-rumah mereka sambil mengibarkan bendera Merah Putih.

"Warga yang ada di kampung saat mengetahui TNI masuk secara serta merta mengibarkan bendera Merah Putih untuk memberikan tanda bahwa mereka masyarakat biasa. Mengetahui itu, pasukan TNI mengamankan warga dari gangguan KKSB. Sementara itu, anggota KKSB melarikan diri ke gunung-gunung. Itulah yang dikejar oleh pasukan TNI," ujarnya.

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh pasukan TNI dan Polri, total penduduk yang bertahan di enam kampung itu sebanyak 1.059 jiwa, sebagian bertahan di area perkebunan sekitar Kampung Opitawak dan sebagian lagi di depan Gereja Kingmi Kimbeli dengan kondisi persediaan bahan pangan yang mulai menipis.

Pihak TNI membantah pernyataan KKSB bahwa warga melarikan diri ke hutan.

Selain itu, pihak TNI juga membantah keras pernyataan KKSB bahwa TNI menggunakan peluru roket untuk menyerang kelompok bersenjata itu.

"Kami tegaskan bahwa selama berlangsungnya operasi ini, TNI sama sekali tidak menggunakan senjata roket dan senjata-senjata bantuan lainnya. Prajurit kami hanya menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dengan kaliber 5,56," ujar Aidi.

Pihak TNI meyakini anggota KKKSB kini melarikan diri ke Kampung Aroanop yang berada di sisi selatan Banti-Opitawak.



"Masih ada satu kampung yang hingga kini belum bisa dikuasai, yaitu Aroanop. Kemungkinan besar kelompok kriminal bersenjata sudah berada di sana," ujarnya.

Sejauh ini pihak TNI belum berencana melakukan pengejaran anggota KKSB yang diduga kuat telah kabur ke wilayah Aroanop dan sejumlah kampung di sekitar itu.

Pasalnya, dikemukakannya, jarak tempuh dari Banti-Kimbeli serta Opitawak ke Aroanop cukup jauh melalui jalan setapak melintasi gunung-gunung yang terjal dan hutan belantara.

Waktu tempuh perjalanan dari Banti menuju Aroanop sekitar satu hingga dua hari dengan berjalan kaki.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018