Damaskus (ANTARA News) - Para pemeriksa senjata kimia pada Selasa kembali mendatangi distrik Douma di sebelah timur Damaskus, Ibu Kota Suriah.

Kedatangan mereka di lokasi itu merupakan yang kedua kalinya sejak mereka tiba di Suriah pada 14 April.

Dalam satu pernyataan, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengatakan misi pencari fakta, yang telah ditugaskan ke Suriah awal bulan ini, pada Rabu kembali mengunjungi Douma setelah kunjungan pertama mereka pada 21 April.

Baca juga: Pemeriksa OPCW masuki Douma untuk periksa tuduhan penggunaan senjata kimia

OPCW menambahkan bahwa tim tersebut telah mendatangi lokasi lain pada Rabu dan mengumpulkan contoh-contoh yang akan dikirimkan ke laboratorium OPCW di London. Tim menjalankan pemeriksaan atas dugaan serangan kimia di Douma, yang terjadi menjelang pemindahan para gerilyawan dari Douma pada 7 April.

Sementara itu, OPCW mengatakan delegasi Rusia untuk OPCW akan mengadakan acara pemaparan bagi Negara-negara Pihak OPCW di Den Haag pada 26 April. Organisasi itu menambahkan bahwa delegasi akan membawa beberapa warga Suriah untuk berbagi keterangan soal laporan insiden Douma.

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa, sejalan dengan permintaan sebelumnya yang disampaikan Direktur Jenderal OPCW Ahmet Uzumcu, delegasi Rusia disarankan untuk memastikan bahwa para saksi mata diwawancarai terlebih dahulu oleh misi pencari fakta.

OPCW menganjurkan agar pemaparan itu dilangsungkan setelah para pemeriksa menyelesaikan tugas mereka di Suriah.

Namun, delegasi Rusia telah memutuskan untuk memulai pemaparan dan, pada saat yang sama, menyatakan bahwa tidak ada niat untuk mencampuri tugas para pemeriksa, menurut pernyataan OPCW.

Sementara itu, OPCW mengatakan tim pencari fakta di Suriah akan melanjutkan "misinya yang independen dan tidak memihak" berdasarkan wawancara dengan orang-orang terkait, juga berbagai hal yang mereka temukan dalam kunjungan ke lokasi, analisa hasil pemeriksaan contoh serta informasi dan bahan-bahan lainnya yang telah mereka kumpulkan.

Tim OPCW itu tiba setelah pemerintah Suriah mengundang OPCW untuk melakukan penyelidikan atas insiden 7 April. Para pemberontak dan pegiat menuding pasukan Suriah menggunakan gas klorin dalam serangan ke Douma pada tanggal tersebut.

Pemerintah Suriah membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa para gerilyawan beserta para pendukung mereka di luar negeri mengarang kejadian itu untuk menarik militer negara asing melancarkan aksinya.

Pada 14 April, Amerika Serikat, Prancis dan Inggris menembakkan sejumlah peluru kendali ke posisi-posisi di Suriah terkait tuduhan itu. Tim OPCW tiba pada hari setelah serangan berhenti.

Baca juga: Rusia: Inggris ikut mengarang laporan serangan senjata kimia di Suriah

Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018