Banda Aceh (ANTARA News) - Aroma gas masih terasa dari semburan sumur minyak di Kabupaten Aceh Timur di mana dua puluhan orang tewas beberapa hari lalu.

"Bau gas, masih terasa. Tapi saat ini petugas terkait, sedang melakukan survei demi temukan langkah apa yang dibutuhkan terhadap sumur minyak itu," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Senin.

Tim lapangan di Gampong Pasir Putih, Rantau Peureulak, Aceh Timur, telah memastikan limbah tidak mencemari lingkungan sekitar dan saat ini tim sedang memetakan langkah-langkah menutup sumur minyak yang terbakar itu secara permanen.

Sumur minyak yang meledak dan terbakar di gampong itu pada Rabu 25 April pukul 02.05 WIB itu telah menewaskan 21 orang, termasuk lima korban meninggal di tempat, selain juga 39 orang luka bakar serius, lima rumah terbakar, dan 198 orang mengungsi ke kerabat terdekat.

"Tentunya tim lakukan upaya mitigasi, agar kebakaran tidak tersulut kembali. Meski kandungan dari semburan di sumur minyak itu, 85 persennya adalah air," kata Dadek.

Pekan lalu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur Syahrizal Fauzi mengatakan, tekanan semburan dari sumur minyak itu masih mencapai 30 meter dari permukaan tanah dengan arah angintidak menentu sehingga radius 200 meter dari area itu menjadi sangat berbahaya.

Baca juga: Polisi tetapkan lima tersangka ledakan sumur minyak Aceh
 

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018