Kulon Progo, DIY (ANTARA News) - PT Angkasa Pura I tetap optimistis mampu mengejar target Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bisa beroperasi April 2019, meski hingga saat ini, masih terkendala 37 kepala keluarga masih bertahan di kawasan izin penetapan lokasi.

"Saat ini, pekerjaan di lapangan tetap berlangsung meskipun masih ada sebagian bidang lahan yang belum dibersihkan," kata Juru Bicara Proyek Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kabupaten Kulon Progo PT AP I, Agus Pandu Purnama, di Kulon Progo, Jumat.

Ia mengatakan aaat ini kegiatan masih berfokus pada proses pemadatan tanah dengan teknik pemadatan dinamis terutama di bagian layanan udara sebagai calon lokasi landasan pacu. Masih ada sebagian kecil bidang di bagian tersebut yang belum dilakukan perataan lahan karena harus menunggu pengosongan lahan.

Agus mengatakan proses pembersihan lahan masih menyisakan beberapa petak lahan yang belum selesai dikosongkan menigngat masih ada 32 rumah dengan 37 KK yang masih bertahan tinggal di dalam areal IPL pembangunan bandara.

"Pemindahan warga penolak bandara itu harus secepatnya diselesaikan supaya proses kontruksi pembangunan bandara tersebut bisa dilanjutkan. Secara hukum sebetulnya sudah siap karena sudah dikonsinyasikan (kompensasi pembebasan tanahnya) dan sudah ada tahap peringatan hingga tiga kali. Tinggal menunggu waktunya (warga) kami pindahkan," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Hubungan Internasional dan Pengembangan Usaha AP I, Sardjono Tjitrokusumo, dalam pertemuan dengan bupati Kulon Progo dan jajarannya di Kulon Progo beberapa waktu lalu, optimistis target operasionalisasi Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kabupaten Kulon Progo pada April 2019.

"Walaupun, saat ini kondisinya masih ada sebagian warga yang masih bertahan tinggal di dalam areal pembangunan dan menolak pindah. Kami tetap optimistis akan beroperasi tepat waktu," katanya.

Menurut dia, saat Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kabupaten Kulon Progo akan dioperasikan untuk pertamakali pada tahun depan sudah dilengkapi landasan pacu, terminal penumpang, gerai lapor diri (check-in), dan fasilitas pemadam kebakaran.

Saat ini bentuk calon landasan sudah ada dan tengah dipadatkan lebih lanjut untuk selanjutnya dicor dan diaspal. Volume pekerjaan di sisi lahan lainnya dilakukan dengan kapasitas ganda secara simultan dan paralel untuk airside maupun landside.

"Yang terpenting, kondisi operasi minimum harus kami penuhi untuk mendapat sertifikasi operasi bandara. Kalau ini dilakukan simultan, kami optimistis operasi minimum bisa dicapai awal April 2019," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018