Kupang (ANTARA News) - Jenazah Bripka Marhum Prenctje, anggota intel yang menjadi korban serangan di kawasan Mako Brimob Kelapa Dua di Depok, Jawa Barat, dibawa ke daerah asalnya di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

Jenazah Bripka Marhum tiba di bandara El Tari Kupang, Kota Kupang, Sabtu pagi, diantar oleh istri dan tiga anaknya serta kerabatnya yang berada di Jakarta. Di area kargo Bandara El Tari, anggota Brimob Polda NTT dan Polres Kupang Kota menyambut kedatangan jenazahnya.

Adik kandung korban, Sarifuddin Prenctje, mengatakan jenazah Bripka Marhum akan langsung dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Malua Galiau Batu Nirwala, Desa Petleng, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor.

"Hari ini langsung dibawa ke Alor menggunakan kapal Basarnas dan langsung dimakamkan pada pukul 15.00 Wita," tuturnya.

Dari bandara El Tari, jenazah Bripka Marhum langsung dibawa ke Pelabuhan Navigasi Tenau untuk diberangkatkan ke Alor menggunakan kapal Basarnas.

Pada Kamis (10/5) malam, Bripka Polisi Marhum menjadi korban penusukan seseorang tidak dikenal di sekitar Markas Komando (Mako) Brimob Polri Kelapa Dua. Dia sempat berteriak dan teriakannya didengar anggota Brimob Briptu Mato dan Briptu Grusce, yang kemudian menembak pelaku hingga tewas lantaran berusaha melarikan diri.

Bripka Marhum sempat dibawa ke RS Bhayangkara Brimob sebelum menghembuskan napas terakhir. Menurut penyelidikan polisi, pelaku penusukan itu adalah seorang mahasiswa yang berinisial TS.

Bripka Marhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak, yang pertama baru menamatkan Sekolah Menengah Atas, yang kedua berada di bangku kelas II Sekolah Menengah Pertama dan yang terakhir masih berada di bangku Sekolah Dasar kelas IV.

Safruddin mengatakan dia terakhir menghubungi Bripka Marhum pada Kamis (10/5) sore. "Saya sempat kontak almarhum, menanyakan kabar sekaligus mengecek apakah kondisi sudah aman di Mako Brimob pada saat itu dan ia mengatakan sudah aman terkendali," ujarnya.

Baca juga: Anggota intel Brimob tewas setelah diserang di sekitar Mako Brimob

Pewarta: Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018