New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah empat hari beruntun melemah, karena para investor menjadi berhati-hati di tengah apa yang diperkirakan menjadi sebuah KTT G7 kontroversial.

Investor prihatin atas ketegangan antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya. KTT G7 diselenggarakan di Kanada mulai Jumat (8/6) hingga Sabtu (9/6) waktu setempat, di mana perdagangan diharapkan menjadi agenda utama, lapor Xinhua.

Mata uang "safe haven" yen Jepang meningkat 0,2 persen terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (8/6). Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, meningkat 0,14 persen menjadi 93,567 pada akhir perdagangan.

Greenback telah berada di bawah tekanan dalam empat sesi sebelumnya, karena euro raeli menyusul berita bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan melepas program pembelian obligasinya dalam pertemuan 14 Juni mendatang.

Mata uang bersama melonjak lebih dari satu persen untuk minggu ini dan ditetapkan akan mencatat kenaikan mingguan terbesarnya sejak pertengahan Februari.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1768 dolar AS dari 1,1808 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3416 dolar AS dari 1,3426 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia jatuh ke 0,7600 dolar AS dari 0,7620 dolar AS.

Dolar AS dibeli 109,47 yen Jepang, lebih rendah dari 109,73 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9852 franc Swiss dari 0,9803 franc Swiss, dan jatuh ke 1,2937 dolar Kanada dari 1,2979 dolar Kanada.

(UU.A026)

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018