New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street lebih tinggi pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor mengabaikan kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan global, tetapi volume perdagangan relatif ringan menjelang pertemuan bank sentral pekan depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 75,12 poin atau 0,30 persen, menjadi berakhir di 25.316,53 poin. Indeks S&P 500 meningkat 8,66 poin atau 0,31 persen, menjadi ditutup di 2.779,03 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup meningkat 10,44 poin atau 0,14 persen menjadi 7.645,51 poin, lapor Xinhua.

Dow membukukan sesi positif ketiga berturut-turut dan ditutup pada rekor tertinggi sejak Maret. Keuntungan Dow pada Jumat (8/6) disumbangkan oleh Home Depot dan P&G. Saham kedua perusahaan ini naik lebih dari satu persen pada penutupan pasar. Saham-saham lainnya dalam indeks utama juga berhasil mengamankan beberapa kemajuan.

Di sisi ekonomi, total persediaan pedagang grosir, kecuali cabang dan kantor penjualan produsen, setelah penyesuaian untuk variasi musiman tetapi tidak untuk perubahan harga, adalah 630,2 miliar dolar AS pada akhir April, naik 0,1 persen dari tingkat Maret yang direvisi.

Angka tersebut juga naik 5,8 persen dari tingkat April 2017 yang direvisi, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (8/6).

Investor tampaknya mengesampingkan kekhawatiran tentang hubungan AS dengan mitra dagang utamanya. Negara-negara besar G7 memulai apa yang diperkirakan menjadi pertemuan tegang, setelah keputusan Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif atas impor baja dan aluminium dari Kanada, Uni Eropa dan Meksiko.

Harapan untuk setiap terobosan pada pertemuan dua hari di La Malbaie, Quebec, rendah. "Sangat tidak mungkin akan ada komunike akhir," kata seorang pejabat G7 yang tidak mau disebutkan namanya.

Tetapi beberapa investor tampak ragu-ragu menjelang pertemuan bank sentral AS dan Eropa serta KTT Korea Utara-AS yang ditetapkan untuk 12 Juni.

"Ada banyak hal yang dapat dicerna oleh investor, tetapi ketika Anda memilah-milah kebisingan masih ada banyak kekuatan dalam ekonomi dan itulah yang membuat para investor tetap tertarik," kata Carol Schleif, Wakil Kepala Investasi, Abbot Downing di Minneapolis.

Secara spesifik, para investor fokus pada ekspektasi untuk pertumbuhan yang kuat di antara perusahaan-perusahaan AS, menurut Katrina Lamb, kepala strategi investasi dan penelitian di MV Financial, di Bethesda, Maryland.

Dia mengutip ekspektasi untuk pertumbuhan penjualan lebih dari tujuh persen tahun ini. Wall Street memperkirakan pertumbuhan laba 2018 mencapai 22,2 persen, menurut Thomson Reuters.

(UU.A026)

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018