Makassar (ANTARA News) - Tim pencari dan penyelamat (Search and Rescue/SAR) Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI dikerahkan untuk membantu melakukan penyisiran kapal karam di perairan Pelabuhan Makassar.

Asisten Operasi (Asops) Danlantamal VI Kolonel Laut (P) Musleh Yadi di Makassar, Rabu, mengerahkan Tim SAR untuk mencari para korban sesuai dengan perintah langsung Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI Dwi Sulaksono.

"Sesuai dengan arahan dari bapak Danlantamal, kami langsung mengerahkan Tim SAR untuk bergabung dengan SAR lainnya," ujarnya.

Kolonel Musleh mengatakan Tim SAR Lantamal VI bahu membahu dengan tim Basarnas, Polair dan masyarakat nelayan melakukan penyisiran di area tenggelamnya kapal tersebut.

Bahkan penyisiran yang dilakukan hingga sore hari hanya menemukan 37 korban tenggelam dari lebih 40 orang penumpang yang ikut dalam pelayaran kapal penumpang tersebut.

"Kami berbagi tugas dan terus melakukan perluasan area pencarian dan hasilnya berjalan maksimal karena sudah ada 37 penumpang yang berhasil dievakuasi," katanya.

Asops Danlantamal VI menjelaskan sesuai dengan kebutuhan SAR, Lantamal VI mengerahkan satu sea rider dan satu Kapal Angkatan Laut Samalona serta beberapa perahu karet untuk evakuasi korban.

"Data secara pasti belum diketahui, tapi diperkirakan penumpangnya kurang lebih 50 orang. Oleh karena itu, Lantamal VI menurunkan personel sesuai dengan kondisi di lokasi kejadian, disesuaikan dengan kebutuhan dan hingga saat ini sementara telah ada 13 korban meninggal dunia. Tim Lantamal VI masih fokus pada evakuasi korban, nanti penyebab (tenggelam) akan ada tim yang mendalaminya," terangnya.

Sebelumnya Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sulawesi Selatan berhasil mendata semua korban meninggal kapal karam di Perairan Makassar.

Kepala Bidang Dokter Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Sulawesi Selatan kombes Pol Raden Harjuno di Posko DVI RS Angkatan Laut Makassar, berhasil mendata semua korban meninggal.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan ante mortem dan post mortem semua data berkesesuaian dan tidak terbantahkan," ujarnya.

Kombes Raden mengatakan semua data-data korban telah selesai dilakukan pemeriksaan seperti informasi gigi geligi serta antropologi forensik.

"Data-data ante mortem dan post mortem menjadi indikator cepatnya hasil pemeriksaan oleh tim DVI," katanya.

Korban yang dinyatakan meninggal dunia yakni, Rita (31), Asriani (6), Marani (48), Marwah (42), Rahman (6), Dalima (46), Nio (50), Arsyam (1) yang semuanya ini ditemukan di sekitar pelabuhan Paotere.

Sedangkan lima korban lainnya yakni, Sitti Aminah (60), Rahmawati (8), Arini (30), Rusdiana (37) dan Suryani (35) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Pulau Barrang Lompo dan telah dikebumikan lebih awal.

"Korban meninggal dunia ini dievakuasi di dua tempat di Pulau barang Lompo dan di sekitar Pelabuhan Paotere," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondanj.

Ia mengatakan 37 korban tenggelam ini dievakuasi di dua rumah sakit berbeda yakni RS Jala Ammari Angkatan Laut dan RS Jaury Akademis Makassar.

Untuk beberapa korban meninggal dunia rencananya akan dibawa ke kampung halamannya seperti Dalima (46) akan dikebumikan di Kabupaten Maros.

Kapal penumpang ini membawa penumpang 40 orang dan berlayar dari Pulau Barang Lompo menuju daratan untuk membeli kebutuhan Lebaran. Saat penumpang ini akan kembali ke pulau sekitar pukul 12.45 Wita, kapal yang sudah berada di tengah lautan itu dihantam ombak dan langsung karam.

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018