Amlapura (ANTARA News) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Agung yang terletak di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, untuk melihat kondisi terkini aktivitas gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl itu.

"Kita harus pantau terus supaya ada deteksi dini dan ada peringatan dini. Jadi, bagi masyarakat yang berada di sekitar gunung harus mematuhi radius empat kilometer itu. Statusnya Siaga, jadi yang berada sepanjang radius empat kilometer itu masih berbahaya, di luar itu dinyatakan masih aman," kata Pastika saat meninjau pos pengamatan tersebut, di Amlapura, Karangasem, Jumat.

Menurut Pastika, pemerintah terus siaga akan segala kemungkinan yang terjadi, dan bahkan jika kemungkinan terburuk pun terjadi pemerintah akan siap untuk mengurus para pengungsi, konsumsi dan lain sebagainya.

Orang nomor satu di Bali itu mengemukakan, walaupun Gunung Agung sempat mengalami peningkatan aktivitas vulkanik pada tanggal 27 dan 28 Juni, kondisi Gunung Agung saat ini sudah berangsur-angsur membaik.

Hal ini, ujar dia, dipastikan dengan menurunnya grafik pendeteksi, dan bahkan mulai pukul 04.00 Wita hari ini grafik sudah pada tingkat dasar dan datar.

"Selama dua hari sebelumnya memang sempat terjadi peningkatan, namun mulai subuh tadi sudah membaik. Dari data yang ada, letusan-letusan kecil masih tetap terjadi, tetapi grafiknya cenderung menurun. Kecuali ada hal-hal lain, seperti gempa tektonik di seputar gunung yang akan menyebabkan kembali terjadinya pengumpulan magma dan menyebabkan letusan lagi. Mudah-mudahan sih tidak, grafiknya sudah datar kembali, semoga ini bisa terus bertahan," ujarnya.

Hal senada disampaikan Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Agung Dewa Made Mertayasa bahwa gempa tremor yang sempat terjadi selama dua hari kemarin sudah berhenti dari pukul 05.00 Wita, hal ini menunjukkan fluida tidak menuju kawah lagi.

"Jika asapnya, kalau dilihat dari rekaman seismik memang masih ada, tapi hanya berupa hembusan-hembusan yang berasal dari hawa panas lepasan fluida yang terkena air hujan. Namun jika dilihat dari rekaman yang kemarin dari jam 12 hingga jam 05.00 pagi tadi, artinya fluida mengalir terus, yang jelas ada penambahan lava yang membeku menjadi batu dan pasir sehingga ada penambahan kubah lava," ucapnya.

Letusan, kata Mertayasa sebenarnya cuma sekali pada 27 Juni itu saja, cuma karena fluidanya mengalir terus jadi ya keluar asap juga. "Logikanya seperti pemanasan aspal kan mengeluarkan asap terus-menerus itu," ujarnya.

Dia pun mengimbau masyarakat agar menggunakan masker untuk menjaga kesehatan dari bahaya abu vulkanik dan area radius empat kilometer untuk sementara diharapkan tidak lagi ada aktivitas.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018