Posisi tak ergonomis berisiko membuat saraf terjepit."
Jakarta (ANTARA News) - Saat melakukan olah raga menaik-turunkan tubuh bertumpu di kedua tangan (push-up) sebaiknya dalam keadaan terkepal, demikian saran spesialis bedah ortopedi konsultan hand & microsurgery dari Rumah Sakit (RS) Pondok Indah-Bintaro Jaya, dr. Oryza Satria, Sp.OT (K).

"Kalau push- up usahakan kepalkan tangan. Kalau tangan terbuka, distribusi beban tidak merata," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Bila push up terkepal, ia mengungkapkan, distribusi beban merata sehingga tidak membebani satu tulang atau otot saja.

"Secara anatomis posisi tangan saat dikepal lurus. Kalau dalam kondisi tangan terbuka (juga tertekuk), tulang kecil yang berkontak hanya di bagian belakang saja," tuturnya.

Selain itu, pelatih personal bersetifikasi dan penulis buku "Chicago Now" Melanie Bolen lebih menyarankan gerakan push-up alternatif untuk mengurangi risiko luka sendi, terutama tangan terlalu banyak tekanan.

Laman Livestrong mempublikasikan gerakan push-up dalam posisi berdiri, dengan telapak tangan diletakkan di dinding yang datar.

Tangan, terutama pergelangan tangan, menjadi salah satu bagian tubuh yang lebih berisiko mengalami gangguan. Nyeri pada bagian ini kerap orang anggap remeh, padahal kondisi nyeri bisa saja bertambah berat.

Selain olahraga, nyeri pada pergelangan tangan juga bisa terjadi karena kondisi repetitif misalnya postur tidak ergonomis saat menulis atau mengetik.

"Posisi tangan harus ergonomis, misalnya saat mengetik gunakan bantalan keyboard. Posisi tak ergonomis berisiko membuat saraf terjepit," kata Satrio menambahkan.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018