Jakarta (ANTARA News) - Warga di wilayah Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur mengandalkan air pipa untuk pemenuhan air bersih sehari-hari.

Dari pantauan di lokasi, setidaknya warga di sekitar Masjid Ar Rahman yang terletak di perbatasan Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, dan Kelapa Gading, Jakarta Utara, serta Masjid Khairu Ummah Kayumas, Pulogadung, mengandalkan air bersih dari operator air bersih PT Aerta Air Jakarta.

Baca juga: Pemprov DKI minta PAM Jaya sambungkan pipa air ke rusun

"Di masjid ini memang mengandalkan air pipa untuk kegiatan di masjid dan warga sekitar juga kebanyakan menggunakan air bersih dari PAM Jaya," kata Ahmad, salah seorang jemaah di Masjid Ar Rahman saat ditemui, Kamis malam.

Hal senada diungkapkan jemaah Masjid Khairu Ummah, Abdul, yang mengatakan pemanfaatan air pipa umum di daerah tersebut karena selain dari awal sudah terkoneksi, juga alasan lainnya.

"Dari awal pembangunan kawasan sudah terpasang memang, selain itu air sungai di sekitar sini juga kan tidak bisa dimanfaatkan untuk sehari-hari, untuk air tanah kan tidak bisa diminum," tutur Abdul.

Baca juga: Aetra maksimalkan suplai air bersih ke Palyja

Dari data yang dihimpun dari PAM Jaya, PT Aerta Air Jakarta melayani wilayah timur kota Jakarta, dengan jumlah sambungan 393.833 yang melayani 2.900.150 jiwa penduduk atau 60,38 persen.

Untuk wilayah dua pelayanan PAM Jaya yang di dalamnya termasuk wilayah Pulogadung, merupakan wilayah cakupan pelayanan yang terluas dengan jumlah sambungan sebanyak 164.540 yang melayani 1.269.749 jiwa penduduk.

Baca juga: Pipa Pecah Distribusi Air PDAM Terganggu

Dari sekitar 4.803.408 warga Jakarta di wilayah operasional Aerta, baru 60,38 persen yang terlayani karena alasan beragam seperti kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan terhubung dengan air perpipaan atau karena menempati tanah berstatus tidak jelas.

Dengan pertumbuhan penduduk di Jakarta yang tinggi maka kebutuhan air akan meningkaa, sedangkan warga yang tidak memiliki saluran pipa akan mendapatkannya dengan mengambil dari tanah atau membeli di kios air dan hidran umum.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, pengambilan air tanah yang meningkat ini, berpotensi menyebabkan perluasan intrusi air laut di mana kedalaman Teluk Jakarta yang tak lebih dari 50 meter, dapat mengisi ruang kosong tempat air tanah dangkal di kedalaman yang sama, yang akibatnya bisa menurunkan kualitas air tanah itu sendiri.

Baca juga: Kebocoran Pipa di Merdeka Timur Masih Dicari

Sejak tahun 2016, pemerintah berusaha mewujudkan program 100-0-100 untuk tahun 2019, yakni 100 persen akses air minum, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen akses sanitasi untuk masyarakat di Indonesia.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2018