Tembilahan, (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indragiri Hilir bersama BPBD Provinsi Riau mengerahkan tiga helikopter guna mengatasi bencana Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) yang terjadi di tiga lokasi di Inhil.

Kepala Bidang rehabilitasi BPBD Inhil, Gordon mengatakan tiga lokasi Karlahut di Inhil terjadi di Desa Sekayan Kecamatan Kemuning dan dua Desa di Kecamatan Kempas yakni Desa Pekan Tua dan Desa Sungai Rabit.

"Selain mengerahkan 10 orang tim darat dibantu dengan personil TNI Polri dan masyarakat setempat, kita juga mengerahkan tiga helikopter yang setiap hari melakukan water boombing dan patroli," ucap Gordon kepada Antara Jumat.

Gordon mengatakan, pihaknya menerima laporan musibah Karlahut sejak Selasa (25/9) lalu, sampai dengan hari ini satu lokasi kebakaran di Kecamatan Kemuning sudah berhasil dipadamkan dengan total 14 hektare lahan yang terbakar. Sedangkan dua lokasi di Kecamatan Kempas masih dalam proses pemadaman.

"Untuk di Desa Sekayan, kondisi api sudah padam, dan anggota sudah kita tarik kembali," ujarnya.

Gordon mengungkapkan, dari tiga lokasi karlahut yang terjadi, Sungai Rabit merupakan lokasi dengan kondisi kebakaran yang cukup tinggi.

Menurut Gordon, lahan gambut yang pada umumnya lapang, diserai angin kencang membuat api semakin cepat merembet.

Selain itu, terbatasnya sumber air juga menjadi penghambat upaya pemadaman.

"Tim mengaku kesulitan mendapatkan sumber air karena hanya ada satu kanal yang letaknya sekitar lebih dari 100 meter dari lokasi kebakaran, sehingga tim harus menggunakan selang air yang cukup panjang untuk mengalirkan air," tuturnya.

Mensiasati masalah tersebut, lanjut Gordon, pihaknya berupaya memperlebar kanal agar air mudah terkumpul, upaya itupun tidak mampu memberikan hasil yang maksimal karena ketersediaan air hanya bertahan dalam jangka waktu 30 menit.

Lebih lanjut Gordon mengatakan, karlahut kali ini merupakan karlahut terbesar yang terjadi di Inhil sejak 8 bulan terakhir. Gordon mengaku belum dapat memastikan pemicu Karlahut yang terjadi namun upaya memblokir api terus dilakukan agar tidak semakin meluas sehingga asap yang ditimbulkan tidak terdampak kepada masyarakat.

"Yang penting api mati dulu, untuk selanjutnya ada pihak yang lebih berwenang," ucap Gordon.

Gordon memaparkan, sejak Januari hingga September 2018 sebanyak 191 titik api terpantau di Inhil, sedangkan total lahan yang terbakar sebanyak 250 hektare.

Pewarta: Fazar Muhardi dan Adriah Akil
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018