Athena (Antara News) - Sembilan dari 10 pegawai di sektor swasta di Yunani menghadapi kondisi pekerjaan yang bertambah buruk dalam beberapa tahun krisis utang, menurut survei yang dilakukan untuk Konfederasi Umum Pekerja Yunani (GSEE).

Sebanyak 90 persen responden dalam jajak pendapat itu --yang diselenggarakan oleh perusahaan angket ALCO, mengatakan dalam delapan tahun belakangan ini, mereka telah menderita akibat pengurangan gaji, ketidakamanan pekerjaan serta pukulan dalam perlindungan asuransi sosial mereka dan kondisi kerja, kata lembaga penyiaran nasional ERT pada Rabu (3/10).

Sebanyak 37 persen pegawai sektor swasta mengatakan mereka mengalami penundaan pembayaran gaji setidaknya satu bulan dalam beberapa tahun belakangan ini.

Walaupun Yunani telah keluar dari program talangan pada Agustus tahun ini, tantangan masih ada. Angka pengangguran mencapai 19 persen dan pasar tenaga kerja menghadapi banyak masalah, menurut laporan Xinhua.

GSEE dan serikat pekerja lain mendesak kesepakatan bersama ditegakkan kembali untuk menjaga hak pekerja serta menaikkan gaji minimum di sektor swasta.

Pada 2012, dalam kerangka kerja langkah penghematan yang diberlakukan guna menangani krisis utang Yunani, gaji minimum pegawai turun dari 715 euro (824 dolar AS) per bulan jadi 586 euro bagi pegawai yang berusia di atas 25 tahun dan jadi 511 euro buat pemuda yang berusia sampai 25 tahun.

Saat ini menurut data Kementerian Tenaga Kerja Yunani, sebanyak 690.000 pegawai di sektor swasta memperoleh gaji bulanan sebesar 700 euro.

Survei itu, dalam peringatan ke-100 berdirinya GSEE, diselenggarakan dengan sampel 1.500 orang pada Mei 2018.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Pewarta: -
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018