Jakarta (ANTARA News) - Calon Wakil Presiden RI nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin memberikan saran soal pembangunan ekonomi umat yang saling bersinergi kepada para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) maupun masyarakat.

KH Ma'ruf Amin menyampaikan saran tersebut dalam sambutannya pada acara Konser Amal Nasyid dan Syalawat serta Deklarasi UKM Halal, di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu. Kegiatan tersebut dimeriahkan oleh sejumlah kelompok Nasyid dan kelompok Syalawat, dan bahkan panitia melakukan lelang kain sorban milik KH Ma'ruf Amin.

Menurut Ma'ruf Amin, ekonomi umat yang merupakan arus baru dari ekonomi kerakyatan adalah pembangunan ekonomi yang saling bersinergi antara pengusaha bermodal besar dan pengusaha bermodal kecil. "Sinergi yang saling menguntungkan, akan mempercepat pertumbuhan ekonomi umat serta peningkatan kesejahteraan rakyat," katanya.

Mantan Ketua Harian Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengingatkan, ekonomi umat adalah pembangunan ekonomi yang saling bersinergi dan bukan sebaliknya yang saling menghantam. "Pembangunan ekonomi umat itu saling menyatukan, bukan saling membenturkan atau saling melemahkan," katanya.

Menurut dia, tanpa kemitraraan antara pengusaha bermodal besar dan pengusaha bermodal kecil maka sangat sulit akan terbentuk pertumbuhan ekonomi yang merata. "Karena itu arus baru Indonesia, bukan melakukan perubahan besar dan mendasar, bukan membangun fondasi ekonomi yang baru, tapi memberikan nilai tambah dan membuat proporsional sinergi di antara pengusaha sehingga memberikan manfaat lebih besar."

Pada kegiatan tersebut, panitia pelaksana dari Arus Baru Indonesia (ARBI) juga melakukan lelang sorban milik KH Ma'ruf Amin yang dana untuk disumbangkan bagi korban bencana alam di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah (NTB dan Sulteng).

Menurut Ma'ruf, sorban berwarna dasar abu-abu yang dilelang itu memiliki nilai sejarah tersendiri bagi dirinya. Sorbani tu, kata Kiai Ma'ruf, selalu ia pakai pada kesempatan penting seperti bertemu dengan Presiden dan Wakil Presiden RI, ulama besar, serta saat dirinya bersaksi di Pengadilan. 

Panitia membuka harga penawaran Rp30 juta, kemudian sejumlah peserta yang hadir menawar dengan harga lebih tinggi. Beberapa peserta menawar harga dengan lebih tinggi, harga penawaran beberapa kali bergerak naik, tapi panitia menutup lelang pada penawaran Rp125 juta. Sorban milik Kiai Ma'ruf itu kemudian menjadi milik Nasith Majidi yang menyampaikan tawaran Rp125 juta. 

Nasith Majidi menyatakan dirinya, ikhlas menerima sorban dengan harga lelang Rp125 juta, karena menyadari dana lelang itu untuk disumbangkan kepada korban bencana alam di NTB dan Sulteng.
 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018