Jadi menurut saya ini jangan terulang kembali, ini harus dikoreksi secara mendasar ...
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan kejadian pembakaran bendera tauhid harus dilihat proporsional dan jangan dilebih-lebihkan agar tidak memanaskan situasi yang dapat berujung konflik.

Namun demikian, peristiwa tersebut juga jangan dikurang-kurangi, ataupun dipelintir bahwa itu merupakan pembakaran bendera HTI, sebab tidak ada tulisan HTI dalam bendera tersebut sesuai dengan definisi bendera HTI menurut Kemendagri, katanya di Palembang, Selasa, usai menjadi pembicara di Indonesian Creative Leadership Camp.

Ia mengatakan dengan mengaitkan bendera tersebut ke HTI, justru mengingatkan kembali masyarakat terhadap organisasi yang telah dilarang tersebut. Di sisi lain bendera tersebut bukan bendera HTI, karena tidak ada tulisan HTI.

Menurut dia, yang harus dilakukan adalah koreksi terhadap perilaku tersebut dan tidak mengulang kembali di masa depan, mengingat kalimat tauhid merupakan hal yang sakral bagi umat Islam.

Baca juga: Polisi minta keterangan tiga saksi kasus pembakaran bendera

"Jadi menurut saya ini jangan terulang kembali, ini harus dikoreksi secara mendasar, untuk kemudian jangan diperbesar menjadi bagian dari yang menghadirkan konflik sesama organisasi Islam, sesama umat Islam, sesama warga bangsa, ini harus kita dudukan pada proporsi yang sebenarnya. Jangan dilebih-lebihkan, tapi juga jangan dikurang-kurangkan apalagi kemudian dipelintir menjadi ini pembakaran bendera HTI," katanya.

HNW menyampaikan, bahwa hari santri yang jatuh pada 22 Oktober memperingati langkah kongkret para santri dalam membela nusa dan bangsa dengan resolusi jihad. Dengan resolusi tersebut salah satunya adalah berdirinya laskar-laskar santri seperti Laskar Hizbullah yang memilki bendera dengan kalimat tauhid.

Untuk itu, ia sangat menyanyangkan terjadinya kejadian aksi pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid saat peringatan hari santri di Garut, Jawa Barat tersebut.

Baca juga: MUI minta pembakar bendera bertulisan kalimat tauhid minta maaf
Baca juga: MUI sesalkan peristiwa pembakaran bendera kalimat Tauhid


 

Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018