Apa yang Jasa Marga upayakan merupakan komitmen perusahaan dalam mewujudkan misi Pemerintah yaitu konektivitas untuk menekan biaya logistik sehingga mewujudkan pemerataan ekonomi yang pada akhirnya meningkatkan daya saing Indonesia
Jakarta, (ANTARA News) - Dalam empat tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, sektor infrastruktur jalan tol menjadi salah satu fokus pembangunan karena dinilai dapat meningkatkan konektivitas, menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya saing ekonomi.

Selama periode tersebut, pembangunan jalan tol mencatat pencapaian signifikan yaitu sepanjang 947 km, melebihi panjang jalan tol yang dibangun pada periode 1980-2014 sepanjang 700 km.

Realisasi pembangunan jalan tol di Tanah Air, tentunya tidak lepas dari peran serta dan kerja keras PT Jasa Marga (Persero) Tbk, BUMN perintis penyelenggaraan jalan tol di Indonesia  yang didirikan sejak 1 Maret 1978 ini.

Bagaimana peran lebih lanjut Jasa Marga dalam mewujudkan pengembangan jalan tol di Tanah Air terutama terkait dengan Tol Trans Jawa yang ditargetkan tersambung pada awal 2019, Wartawan AntaraNews Royke Sinaga, berkesempatan berbincang dengan Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani di Kantor Pusat Jasa Marga, di Jakarta, Selasa.

Berikut petikan perbincangannya:

·         Jasa Marga dari waktu ke waktu terus bertransformasi menyesuaikan perkembangan jaman, menorehkan berbagai prestasi yang ditunjukkan dari pencapaian kinerja positif mulai pengembangan jalan tol dan kinerja operasi. Bagaimana Jasa Marga mewujudkannya?

Jawab:

Jasa Marga merupakan pengembang jalan tol terbesar yang telah mengalami fase transformasi. Dimulai dari tahun 2004, dimana Jasa Marga yang semula menjadi regulator beralih sepenuhnya menjadi operator jalan tol. Kemudian tahun 2007, Jasa Marga menghadapi milestone keduanya yaitu menjadi perusahaan terbuka (go public) yang melantai di bursa efek. Sebagai Perusahaan terbuka, Jasa Marga dipantau oleh publik performa kinerjanya.

Dari sisi pengembangan jalan tol, Jasa Marga juga menghadapi transformasi yang signifikan. Dari awal Jasa Marga berdiri tahuh 1978 hingga tahun 2015 atau selama 37 tahun, Jasa Marga mengoperasikan 590 km jalan tol beroperasi. 

Tahun 2016, total jalan tol yang dioperasikan Jasa Marga naik menjadi 593 km atau hanya naik 3 km. 

Pada tahun 2017, Jasa Marga menambah 87 km jalan tol baru beroperasi, sehingga total panjang jalan yang dioperasikan pada akhir tahun 2017 menjadi 680 km. Kami menargetkan, hingga akhir tahun 2018, kami bisa selesaikan hingga mencapai 984 km jalan tol.

Proses transformasi Jasa Marga yang tengah kami hadapi membutuhkan kerja sama tim di internal perusahaan. Langkah yang kami tempuh yaitu tranformasi tata nilai untuk mendukung proses bisnis Jasa Marga, yaitu APIC yang merupakan semangat untuk menerapkan Agility, Profesionalism, Integrity dan Customer Focus dalam menjalankan seluruh rantai proses bisnis. Upaya ini juga sebagai langkah mengajak seluruh insan Jasa Marga memilikisemangat untuk mewujudkan visi misi Perusahaan.

Apa yang Jasa Marga upayakan merupakan komitmen kami dalam mewujudkan misi Pemerintah yaitu konektivitas untuk menekan biaya logistik sehingga mewujudkan pemerataan ekonomi yang pada akhirnya meningkatkan daya saing Indonesia

·         Jasa Marga dikenal juga sebagai operator andal jalan tol di Indonesia. Apa lagi yang akan dilakukan perseroan untuk menggenjot pembangunan infastruktur jalan tol dan proyek apa saja yang tengah dikerjakan Jasa Marga?

Jawab:

Tahun 2018 kami fokus untuk mewujudkan jaringan Jalan Tol Trans Jawa. Kami optimis, akhir tahun ini, semua proyek jalan tol Jasa Marga yang menjadi bagian dari Trans Jawa dapat selesai konstruksi. Dalam waktu dekat, kami juga ruas Jalan Tol Batang-Semarang sepanjang 75 km, Jalan Tol Solo-Ngawi Segmen Sragen-Ngawisepanjang 51 km, Jalan Tol Gempol-Pasuruan Segmen Pasuruan-Grati sepanjang 14 km dapat diresmikan.

Tahun 2019, kami menargetkan untuk jaringan jalan tol Jakarta Outer Ring Road II yang dikelola oleh kelompok usaha Jasa Marga dapat beroperasi, yaitu Jalan Tol Cengkareng-Kunciran sepanjang 14,19 km, Jalan Tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,20 km, Jalan Tol Serpong-Cinere sepanjang 10,14 km,

·         Dengan begitu, berapa panjang tol yang dikelola Jasa Marga saat ini dan hingga akhir tahun? Konsesi berapa dan operasi berapa?

Jawab:

Hingga pertengahan Oktober 2018, Jasa Marga telah mengoperasikan 787,5 km jalan tol. Kami menargetkan hingga akhir tahun 2018 total jalan tolberoperasi menjadi 984 km, sedangkan untuk konsesi, Jasa Marga saat ini telah memperoleh 1.527 km jalan tol.

 

·         Apa makna pembangunan Jalan Tol Trans Jawa bagi Jasa Marga?

Jawab:

Jalan Tol Trans Jawa memiliki dampak yang positif untuk Jasa Marga, karena mayoritas ruas tol di Trans Jawa dioperasikan oleh kelompok usaha Jasa Marga dan juga dalam sistem logistik nasional. Dengan tersambungnya seluruh ruas di Jalan Tol Trans Jawa secara ekonomi mampu menekan biaya logistik dan dengan adanya Jalan Tol Trans Jawa akan berdampak terhadap pengembangan kawasan ekonomi di sekitar wilayah jalan tol. Tentunya pengembangan properti  juga semakin baik dan berpotensi positif.

Dengan kehadiran jalan tol, kami juga mengajak para pelaku usaha kecil dan mikro untuk menjadi mitra kami di rest area-rest area yang kami kelola. Jadi jika ada kekhawatiran, bahwa jalan tol akan berdampak kurang bagi pelaku usaha kecil dan mikro, kami buktikan sebaliknya. Justru dengan tersambungnya Jalan Tol Trans Jawa, peluang usaha di jalan tol semakin terbuka dan memiliki prospek yang positif.

Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani meninjau proyek Jalan Tol Batang-Semarang. (Foto humas PT Jasamarga Semarang Batang)
·         Tol Trans Jawa yang belum tersambung di titik mana saja. Apa kendala yang dihadapi dalam menyelesaikan konstruksi jalan tol?

Jawab:

Hingga akhir tahun 2018, seluruh proyek jalan tol Jasa Marga yang masuk dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa dapat tersambung hingga Pasuruan. Adapun proyek jalan tol yang dimaksud adalah Jalan Tol Batang-Semarang, Jalan Tol Semarang-Solo Segmen Salatiga-Kartasura, Jalan Tol Solo-Ngawi Segmen Sragen-Ngawi, Jalan Tol Ngawi-Kertosono Segmen Wilangan-Kertosono, Jalan Tol Gempol-Pasuruan Segmen Pasuruan Grati.

Dalam pembangunan jalan tol, kendala klasik yang kami hadapi dalam pembebasan lahan. Namun seiring dengan semakin intensifnya koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah Daerah maupun Badan Pertanahan  Nasional-Kementerian Agrariadan Tata Ruang

Selain itu, dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan 

Untuk Kepentingan Umum, kami mendapat dukungan yang positif dalam akselerasi pembebasan tanah sebagai upaya mempercepat pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol.

·         Pengalaman apa saja yang ditemui saat pembebasan, termasuk ketika saat ruas tol ditugasi menjadi jalan fungsional saat jelang Lebaran?

Jawab:

Melihat pengalaman saat arus mudik-balik Lebaran tahun 2018, kami bersyukur dengan  komunikasi dan koordinasi lintas instansi khususnya untuk jalan tol berjalan lancar. Tentunya masih banyak hal yang perlu kami perbaiki untuk peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol.

Kami juga melihat antusiasme masyarakat terhadap penggunaaan jalan tol fungsional sangat luar biasa. 

Ini juga menjadi pemacu kami, supaya Lebaran tahun 2019, jalan tol yang tahun ini masih diberlakukan fungsional dapat beroperasi sepenuhnya untuk mendukung kelancaran arus mudik.

Sinergi dan semangat untuk melayani yang lebih baik menjadi modal utama dalam peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol. Ini yang terus kami upayakan dalam pelayanan kepada pengguna jalan tol, tidak hanya momen tertentu, namun dalam setiap pelayanan yang kami berikan setiap hari.

 

·         Berapa investasi yang dibutuhkan untuk menyambung Trans Jawa?

Jawab:

Untuk proyek jalan tol Trans Jawa yang saat ini dibangun dan dioperasikan oleh Jasa Marga, kami perkirakan nilai investasinya lebih dari Rp 70 triliun. Jalan tol yang dimaksud adalah Jalan Tol Batang-Semarang, Jalan Tol Semarang-Solo, Jalan Tol Solo-Ngawi, Jalan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri, Jalan Tol Surabaya-Mojokerto, Jalan Tol Gempol-Pasuruan, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi.

·         Pola atau skema investasi apa saja yang akan digunakan untuk membiaya seluruh proyek-proyek Jasa Marga?

Jawab:

Jika melihat dari perkembangan Jasa Marga dan panjang jalan tol yang dioperasikan, Jasa Marga dituntut tetap menjaga kinerja dan struktur permodalan Perseroan. Artinya, Jasa Marga tidak menggunakan cara-cara yang biasa dan konvensional, melainkan harus melakukan terobosan untuk memastikan pendanaan bagi  semua proyeknya lancar.

Dukungan yang solid dari Pemerintah dan rekam jejak Jasa Marga yang baik menjadi modal yang bagus dalam mengeluarkan inovasi-inovasi pendanaan. Total kami telah keluarkan lima skema pendanaan perdanaan di Indonesia bagi industri jalan tol.

Jasa Marga total telah meluncurkan 5 skema pendanaan meliputi, Tahun 2017 merelease tiga skema pendanaan, yaitu Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi, Project Bond di level anak usaha, Jalan Tol JORR W2U (Kebon Jeruk-Ulujami), Komodo Bond atau Global IDR Bond. Pada 2018 hingga bulan Oktober meluncurkan dua skema pendanaan, Reksa Dana Penempatan Terbatas (RDPT), dan yang terbaru adalah Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), mendapatkan efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  yang selanjutnya akan mulai melakukan penjajakan ke investor.

Masifnya penyelesaian proyek jalan tol Jasa Marga terus meningkatkan upaya-upaya dalam menjaga struktur permodalan dan kinerja Perseroan. Dalam pendanaan kami cukup kuat baik dari sisi “debt recycling” maupun “asset recycling”.
 

·         Menjelang Hari Pahlawan 10 November 2018, saat-saat jalan Tol Trans Jawa diharapkan mulai tersambung. Bagaimana mana Ibu Desi Arryani sebagai CEO Jasa Marga memaknainya?

Jawab:

Jalan Tol Trans Jawa merupakan salah satupencapaian yang membanggakan, bukan hanya bagi Jasa Marga tapi bagi bangsa ini. Kita menghargai jasa para pahlawan yang sudah gugur berjuang mempertahankan kemerdekaan. Namun sebagai generasi berikutnya, kita harus berbuat sesuatu yang terbaik bagi bangsa.

Konektivitas dari Merak-Banyuwangi sebentar lagi teruwujud. Ini adalah prestasi yang membuktikan bahwa dengan bekerja cerdas dan sungguh-sungguh, maka tidak ada yang mustahil untuk diwujudkan.

Jasa Marga yang saat ini masih menjadi operator jalan tol pertama dan terbesar di Indonesia harus terus memacu kinerjanya. Konektivitas yang akankita wujudkan tidak hanya terbatas pada Trans Jawa, namun juga di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi sebagaimana tagline perusahaan. “Jasa Marga Connecting Indonesia”.
 

Foto udara tol Batang-Semarang yang masih dalam pembangunan, di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (18/10/2018). PT. Jasa Marga menargetkan jalan tol Batang-Semarang yang progres pembangunannya sudah  mencapai 93 persen, dapat beroperasi pada awal 2019. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/wsj.
Baca juga: Jasa Marga: tol Trans Jawa tingkatkan daya saing ekonomi
Baca juga: Jasa Marga siap jadi operator seluruh ruas tol Trans Jawa
Baca juga: Jasa Marga terbitkan lima skema pendanaan jalan tol


Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018