Jakarta (ANTARA News) - Peneliti dari lembaga konservasi Conservation International Indonesia Abraham Sianipar melihat indikasi efek rumpon pada 11 bangkai hiu yang ditemukan terapung di perairan Kepulauan Pam Waigeo Barat, Raja Ampat, Papua Barat.

"Menurut teman-teman di lapangan, dari pengalaman mereka ini terlihat seperti rumpon-rumpon yang biasa orang Filipina pakai, tapi ini memang baru indikasi jadi kita belum bisa pastikan," kata Abraham saat dihubungi Antara dari Jakarta, Jumat.

"Karena kan ditemukan 11 ekor ikan hiu di Pam itu di atas sebuah rakit yang memang terapung di laut dan di sana tidak ada orang, tidak ada nelayan di atas rakit itu," katanya.

Ia menambahkan rakit tersebut tidak seperti rakit yang biasa orang pakai untuk memancing ikan tapi lebih serupa dengan rumpon.

"Dari kasus seperti ini, ini ada kemungkinan juga bahwa rumpon ini atau rakit ini dia terapung masuk ke perairan Raja Ampat, itu yang bisa kita lihat apa dari yang kita dapat dari lapangan," ujarnya.

Sebelumnya, pemandu wisata anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia Kabupaten Raja Ampat menemukan 11 bangkai hiu terapung di atas sebuah rakit di perairan Kepulauan Pam Waigeo Barat.

Pramuwisata bernama Mecu Saleo melihat bangkai-bangkai hiu yang sudah membusuk tersebut berada bersama dua rakit kecil tanpa orang pada 22 November sore saat melintas menggunakan kapal kecil di perairan Kepulauan Pam Waigeo, tepatnya di Tanjung Piaynemo. 

Baca juga: 11 bangkai hiu ditemukan di Raja Ampat
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018