Jakarta (ANTARA News) - Organisasi sosial kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) menyatakan pembangunan rumah sakit Indonesia di wilayah Rakhine, Myanmar, sudah 80 persen selesai.

"Diharapkan bulan kedua tahun depan bisa diselesaikan," kata Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad usai diterima Wakil Presiden M Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis.

Sarbini bersama Project Manager Rumah Sakit Indonesia di Myanmar Idrus Muhammad Alatas dan Ketua Tin Pengadaan Alat Kesehatan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar Ahyudin Sodri menemui Wakil Presiden yang juga Ketua Umum PMI untuk melaporkan perkembangan pembangunan rumah sakit tersebut.

Sarbini mengatakan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar, dibangun menggunakan dana sumbangan dari rakyat Indonesia, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Palang Merah Indonesia dan MER-C.

"Kita mencoba memberikan suatu gambaran kepada Myanmar bahwa Indonesia dengan pluralisme, dengan berbagai suku dan agama bisa bersatu tidak gontok-gontokan, filosofis inilah kita coba untuk wujudkan dalam monumen bersejarah, Rumah Sakit Indonesia," katanya.

Kepala Divisi Konstruksi Idrus Muhammad Alatas mengatakan pembangunan rumah sakit tersebut tidak bisa sesuai target selesai tahun ini terjadi karena wilayahnya berada di pedalaman dan dilanda konflik.

Selain itu, akses untuk mendapatkan material bangunan dan pekerja lokal cukup sulit di sana, karenanya MER-C menempatkan sejumlah teknisi untuk mengajari penduduk lokal bertukang.

Ia mengatakan rumah sakit yang mulai dibangun sejak November 2017 tersebut akan memiliki 30 kamar. 

Ketua Tim Pengadaan Alat Kesehatan Rumah Sakit Indonesia-Myanmar Ahyahudin Sodri mengatakan bangunan rumah sakit juga memiliki ruang radiologi dan dua kamar bedah.

Ia mengatakan MER-C juga menawarkan program telemedicine (pengobatan jarak jauh) ke wilayah itu dengan menggunakan jaringan internet mengingat daerah tersebut meskipun berada di pedesaan namun koneksi internetnya baik.

"Ini daerahnya rural, kemarin di awal tidak ada telemedicine, tetapi ini kemarin berdiskusi dengan Kementerian Kesehatan dan Olahraga Myanmar, kami tawarkan karena daerahnya rural, tenaganya terbatas, dokternya terbatas, perawatnya terbatas, maka kita akan mensuplai mereka teknologi telemedicine, lebih tepatnya untuk teleradiology kemudian telecardiology dan juga USG, mereka welcome, sangat senang dengan itu," katanya.

Lewat program-program tersebut, ia menjelaskan, tenaga-tenaga medis di rumah sakit Indonesia di Myanmar dapat berkonsultasi ke perawat-perawat maupun dokter spesialis yang berada di perkotaan.

Presidium Mer-C Sarbini Abdul Mirad mengatakan rumah sakit Indonesia di Myanmar rencananya dinamai Rumah Sakit Persahabatan Indonesia-Myanmar. Rumah sakit tersebut beserta alat kesehatannya akan dihibahkan ke Myanmar untuk dikelola.

Baca juga:
Indonesia bangun rumah sakit di Rakhine, Myanmar
Kompleks dokter RS Indonesia di Rakhine mulai dibangun

 

Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018