Jember (ANTARA News) - Pemilu 2019 menjadi momentum para calon legislatif  dan calon presiden-calon wakil presiden untuk menarik simpati dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk petani tembakau dan berbagai pihak yang bekerja di sektor pertembakauan di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Bahkan para politikus dan capres-cawapres turun untuk menyapa para petani tembakau di berbagai daerah dan menjanjikan berbagai hal untuk memperbaiki kesejahteraan petani tembakau saat terpilih nantinya menjadi wakil rakyat atau pemimpin negeri selama lima tahun ke depan.

Pada saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur, calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, yakni pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)- Puti Guntur Soekarno juga mendulang perolehan suara dari sektor pertembakauan di wilayah provinsi setempat.

Gus Ipul di hari pertama kampanye berkunjung ke pabrik rokok di Madiun dengan mengangkat isu tembakau lokal sebagai kekuatan dan sumber ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat di Jawa Timur, sedangkan Emil Dardak berkunjung ke Kabupaten Jember yang merupakan daerah sentra tembakau juga mengangkat isu tembakau dengan meningkatkan kualitas ekspor tembakau.

Kabupaten Jember yang dikenal sebagai Kota Tembakau juga dimanfaatkan para politikus dan kandidat capres-cawapres untuk mendongrak perolehan suara di sektor pertembakauan dengan turun ke Jember karena basis massa di sektor tersebut masih memiliki potensi besar untuk meraup suara saat Pemilu 2019.

Potensi mendulang suara di sektor pertembakauan juga diakui oleh pengusaha eksportir tembakau yang terjun menjadi politikus di Partai Demokrat Jember, yakni Agusta Jaka Purwana yang mengatakan Kabupaten Jember tidak lepas dari sektor perkebunan yang didominasi komoditas tembakau.

Basis massa di sektor pertembakauan juga sering dilirik oleh calon kepala daerah, sehingga tidak jarang para kandidat pemimpin yang melakukan kampanye di kantong-kantong tembakau di Kabupaten Jember.

Melihat potensi massa yang cukup besar di sektor pertembakauan, Agusta yang menjabat sebagai Direktur Umum dan SDM Koperasi Tarutama Nusantara (TTN) yang merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang ekspor tembakau cerutu Jember itu juga tertarik terjun ke politik.

Jumlah karyawan yang bekerja di sektor produksi on farm dan off farm di TTN sekitar 7.000 orang dan hal tersebut diakuinya menjadi modal awal untuk maju sebagai calon anggota legislatif di DPRD Jember pada Pemilu 2019.

Ia mengaku sudah memiliki basis massa untuk mendapatkan suara di kalangan pekerja TTN dan belum lagi sektor perkebunan di PTPN yang juga memiliki hubungan baik dengan TTN, namun ia menegaskan tujuannya maju menjadi wakil rakyat bukan untuk mencari penghasilan atau pekerjaan karena secara perekonomian sudah tercukupi dari penghasilan di TTN.

Agusta mengatakan motivasi yang mendorongnya maju sebagai caleg DPRD Jember karena ingin memberikan manfaat yang lebih kepada masyarakat, terutama sektor pertembakauan, karena selama ini belum ada anggota dewan dari pengusaha tembakau sekaligus enterpreneurship.

"Saya ingin meningkatkan sektor pertembakauan dengan membuat sebuah peraturan daerah yang berpihak kepada petani tembakau dan meningkatkan perekonomian Jember dari sektor tembakau, serta membuat perda untuk memberikan motivasi kewirausahaan kepada pemuda," kata Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jember itu.

Hal senada juga disampaikan anggota DPRD Kabupaten Jember dari Partai Kebangkitan Bangsa Imam Suyuti yang maju kembali pada Pemilu 2019. Ia mengatakan potensi pemilih dari sektor pertembakauan cukup besar karena Jember dikenal sebagai kota tembakau, sehingga ia juga bergerak mendulang suara dari petani tembakau.

Politikus yang juga petani dan pedagang tembakau Jember itu maju pada Pemilu 2014 dengan mendapatkan 5.986 suara berdasarkan data KPU Jember dan ia mengklaim sumbangan perolehan suara yang didapatkan dari petani dan pedagang tembakau cukup banyak, namun ia mengaku tidak tahu jumlah pastinya.

Saat kampanye untuk menarik simpati masyarakat, terutama petani dan pedagang tembakau, wakil rakyat yang duduk di Komisi B DPRD Jember itu juga mengangkat isu keberpihakan kepada petani tembakau.

Menurutnya keberpihakan di sektor pertembakauan menjadi salah satu kunci untuk mendongkrak perolehan suara, sehingga ia juga berharap petani dan pedagang tembakau juga memilihnya untuk duduk kembali pada periode 2019-2023. Bahkan dia optimistis bisa mendapatkan dukungan yang besar dari petani dan pedagang tembakau di Jember pada Pemilu 2019.

Tidak hanya para caleg, capres dan cawapres juga berusaha untuk menarik simpati para petani tembakau untuk mendapatkan dukungan pada Pemilu 2019. Capres Joko Widodo membuat kebijakan tidak menaikkan cukai rokok yang dinilai positif oleh petani tembakau.

Seakan tidak mau kalah, Cawapres Sandiaga Uno juga berkunjung ke sejumlah sentra tembakau, salah satunya di Jember, dengan menawarkan isu pengembangan industri tembakau dan meningkatkan kesejahteraan para pekerja atau buruh di sektor pertembakauan.

Partisipasi Pemilih

Anggota Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur yang juga Ketua Asosiasi Petani Tembakau Kasturi di Kabupaten Jember Abdurahman mengakui potensi sektor pertembakauan cukup besar untuk mendongkrak perolehan suara pada Pemilu 2019.

Ia mengatakan jumlah warga Jember yang bekerja produksi on farm dan off farm sektor pertembakauan cukup besar karena banyak sektor perkebunan di Jember, sehingga wajar kalau para caleg dan calon pemimpin berlomba-lomba untuk mendapatkan dukungan dari petani, buruh, dan pekerja di sektor pertembakauan.

Namun, ia mengatakan persoalan memilih wakil rakyat dan capres-cawapres diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing pribadi dan tidak ada kontrak politik yang dibuat oleh petani tembakau dengan politikus maupun partai politik, sehingga petani dan buruh tembakau bebas menentukan pilihan.

"Saya optimistis partisipasi pemilih petani tembakau juga tinggi, bahkan kami yakin mereka juga sudah punya pilihan untuk dipilih, baik wakil rakyat maupun capres-cawapres pada Pemilu 2019," ujarnya.

Sejauh ini, lanjut ia, tidak ada kegiatan politik yang dilakukan secara bersama-sama antara politisi, industri rokok atau tembakau, dengan para petani tembakau, namun ia membenarkan sejumlah politikus datang ke rumah-rumah petani tembakau untuk mencari dukungan dan simpati.

APTI Jawa Timur, lanjut dia, tetap bersikap netral terkait Pemilu 2019 dan tidak ada instruksi untuk dukung mendukung pada Pemilu 2019 karena sepenuhnya diserahkan masing-masing hati nurani pemilih, bahkan Ketua APTI Agus Parmuji mengajak seluruh masyarakat bergandengan tangan menyukseskan Pilpres 2019 dengan menyalurkan hak pilihnya ?dan jangan golput, meskipun beda pilihan politik.

Sementara Ketua KPU Jember Ahmad Hanafi mengatakan pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi pemilu ke masyarakat untuk menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2019, termasuk pada pekerja gudang tembakau yang jumlahnya mencapai puluhan ribu di Kabupaten Jember.

Baca juga: Sejarah baru kolom kosong menang Pilkada Makassar

"Kami juga turun di sektor perkebunan untuk memberikan sosialisasi kepada para pekerja di kebun dan gudang-gudang tembakau, agar mereka menyalurkan hak pilihnya. Kami berharap partisipasi pemilih di Jember meningkat ?saat Pemilu 2019," katanya.

KPU Jember, lanjut dia, juga meminta perusahaan tembakau untuk memberikan kesempatan kepada pekerjanya untuk menyalurkan hak suaranya saat pencoblosan nanti, sehingga diharapkan buruh gudang tembakau juga datang ke tempat pemungutan suara untuk menyalurkan hak suaranya.

Berdasarkan data KPU Jember, partisipasi pemilih pada Pilkada Jatim di Kabupaten Jember tercatat 53,9 persen atau 981.841 pemilih yang menyalurkan hak suaranya dari daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 1.821.846 orang, bahkan jumlah partisipasi pemilih di Jember tersebut merupakan terendah dibandingkan 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

Baca juga: Generasi milenial dalam keniscayaan demokrasi manual
Baca juga: Gubernur-wakil gubernur baru untuk Jatim

 

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018