Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan akan terus memantau dan mengawal kasus kekerasan pada kader juru pemantau jentik (Jumantik).

"Ini kejadianya kasus bukan pola. Sebab ini baru pertama kali terjadi kepada kader Jumantik kita. Ke depan kalau ada tanda-tanda perlakuan tidak menyenangkan segera melapor. Kita tidak biarkan kejadian seperti ini berlalu tanpa ada hukuman setimpal," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, Minggu.

Anies pada hari Minggu ini menemui tiga kader Jumantik Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang mendapatkan tindakan kekerasan dari oknum warga saat melakukan kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk. Anies menjelaskan, ketiga kader Jumantik tersebut telah mematuhi SOP yang ada dan sedang melaksanakan tugas, sehingga posisi mereka saat ini adalah korban.

"Sangat disayangkan kejadian ini menimpa mereka, karena ini kasus jadi kita serahkan kepada yang berwajib. Pelaku pun saat ini sudah ditahan di Polsek Jagakarsa," tuturnya.

Anies menambahkan, kader Jumantik merupakan garda terdepan kesehatan masyarakat dan menurutnya dengan kejadian ini kader Jumantik masih tetap semangat.

"Kejadian ini memacu kader untuk semakin bersemangat menjaga kesehatan masyarakat. SOP ke depan kita akan bahas apakah ada yang perlu ditambahkan lagi atau tidak," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, tiga kader jumantik Felicia (38), Djayanti (38), dan Nur Azizah (40), menjadi korban penganiayaan oleh seorang warga bernama Marwan Sangaji (39).

Ketiganya dianiaya hingga mengelami luka memar dan lebam di bagian wajah dan lengannya, usai pelaku menolak kehadiran mereka di kediamannya pada Jumat (1/2).

Baca juga: Sepanjang Januari ada 813 kasus DBD di Jakarta
Baca juga: Anies Baswedan jenguk pasien DBD di RSUD Pasar Minggu
Baca juga: Anies nyatakan perawatan gratis untuk pasiden DBD di Jakarta

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019