Jakarta (ANTARA News) - Calon wakil presiden RI, Sandiaga Salahuddin Uno tidak menanggapi tudingan calon pasangan lain yang mengatakan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno terkait tuduhan menggunakan konsultan Asing dengan teori propaganda Rusia.
   
"Dapat kami pastikan itu tidak betul dan saya tidak ingin sahut-menyahut dengan pak presiden, tuduhan pak presiden itu jangan kita tanggapi," kata Sandiaga usai acara Re-Launching Merchandise Sandiaga Uno di Jalan Adityawarman, Jakarta Selatan, Senin malam.
     
,Menurutnya kalau saling serang menyerang akhirnya pilpres seperti yang diinginkan yaitu pilpres yang damai, sejuk dan politik santun itu tidak tercipta.
     
"Saya sampaikan kita tidak sama sekali menggunakan apa yang dituduhkan, kita semua fokus dengan dengan menyampaikan propaganda kita ingin menciptakan lapangan kerja, propaganda Prabowo-Sandi itu memastikan harga - harga stabil," kata Sandiaga.
     
Selain itu, propaganda Prabowo-Sandiaga menginginkan berjuang bersama rakyat yang selama ini merasa ditinggalkan pemerintah dari segi keseharian menghadapi tekanan ekonomi, menghadapi ketidakadilan dan menghadapi kesenjangan, katanya.
       
Sebelumnya calon presiden, Joko Widodo menyebut pemakai konsultan asing dalam berpolitik cenderung tidak memikirkan dampaknya bagi rakyat.
     
"Yang dipakai konsultan asing. Nggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, nggak mikir menganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak, membuat rakyat takut, nggak peduli," kata Joko Widodo saat berpidato di hadapan ribuan Sedulur Kayu dan Mebel Jokowi di PG Colomadu Solo, Minggu.
     
Ia mengatakan, konsultan asing telah merekomendasikan misalnya upaya untuk terus menyemburkan fitnah dan kebohongan yang terus menerus.
     
Salah satunya, kata dia, teori propaganda Rusia yang dikenalinya memang seperti itu.

Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, yaitu nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
 

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019