ratusan hektare lahan di Pulau itu dalam kondisi terbakar dan belum berhasil dikendalikan
Pekanbaru  (ANTARA News) - Kabut asap akibat kebakaran  hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Kota Dumai, Provinsi Riau dalam dua hari terakhir sempat menyentuh level berbahaya, berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).

"Sampai sore ini Kota Dumai masih berasap. Bahkan dinihari tadi berdasarkan data ISPU mencapai level 400 hingga 500 yang artinya kategori berbahaya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai Afrilagan yang dihubungi Antara dari Pekanbaru, Kamis.

Menjelang pagi, lanjutnya, kondisi udara di Dumai memang membaik. Namun, hingga siang tadi dia mengatakan kondisi udara Dumai dalam kategori tidak sehat. Kondisi itu ditampilkan melalui alat ISPU milik Chevron yang berada pada angka 158.

"Tadi pagi itu 158 levelnya yang artinya tidak sehat," ujarnya.

Untuk itu, dia mengatakan BPBD Dumai bersama Pemerintah Kota setempat telah mengeluarkan surat imbauan kepada masyarakat untuk menggunakan masker. Dia menjelaskan masyarakat dapat memperoleh masker di Puskesmas terdekat.

"Puskesmas secara swadaya menyediakan masker yang bisa digunakan masyarakat," tuturnya.

Kota Dumai mulai terpantau diselimuti kabut asap sejak Rabu (13/2).

Afrilagan mengatakan kabut asap disebabkan kebakaran lahan masih terjadi di Pulau Rupat, Bengkalis, selain beberapa titik di Kota Dumai.

Ia menjelaskan BPBD Bengkalis dan Manggala Agni tengah melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan. "Sehingga biasanya kalau gambut itu dipadamkan akan menimbulkan asap tebal. Dan saat itu, angin cenderung dari laut ke darat sehingga asap menyelimuti Dumai," jelasnya.

Rupat merupakan sebuah Pulau yang secara administrasi masuk pada Kabupaten Bengkalis. Namun, Pulau itu berada persis di seberang Kota Dumai dan hanya dipisahkan Selat.

Saat ini, ratusan hektare lahan di Pulau itu dalam kondisi terbakar dan belum berhasil dikendalikan.

Baca juga: Kabut asap mulai sambangi Kota Dumai
Baca juga: BMKG deteksi 11 titik panas di pesisir Riau
 

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019