Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Sebanyak 500 orang warga Batam, Kepulauan Riau, mendaftar menjadi pelipat kertas suara Pemilu 209, padahal jumlah tenaga yang dibutuhkan hanya 200 orang.

"Yang mendaftar sudah melebihi yang dibutuhkan. Yang mendaftar sudah sampai 500 orang, yang dibutuhkan hanya 200 orang," kata KPU Batam, Syahrul Huda, di Batam, Senin.

Ia mengatakan, KPU masih mempertimbangkan mekanisme seleksi pelipat kertas suara, agar tidak menimbulkan kericuhan.

"Harus dipertimbangkan yang datang duluan, tapi nanti kita rembuk lagi mekanismenya. Karena kita pikir tidak sebanyak ini," kata dia.

Rencananya, KPU akan mengumumkan tenaga yang lolos dalam seleksi pelipat suara pada Selasa (26/2). Ia berharap seluruh masyarakat dapat menerima hasil seleksi yang ditetapkan KPU, esok hari.

"Mudah-mudahan tidak sampai ribut," kata dia.

Sesuai dengan pagu anggaran yang dipersiapkan, KPU memberi upah Rp98 untuk setiap kertas suara yang dilipat. Jumlah kertas suarat yang harus dilipat mencapai lebih dari 3 juta lembar yang terdiri dari surat suara Pemilihan Presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD tingkat I dan II.

Ia mengatakan hingga saat ini, belum ada perubahan atas rencana upah yang diberikan kepada tenaga pelipat suara.

Sementara itu, Komisioner KPU Batam, Muliadi Evendi mengatakan pihaknya menargetkan 160 ribu lebih surat suara dilipat dalam satu hari.

Pelipatan akan dimulai Rabu (27/2) dan selesai dalam waktu 20 hari. Pelipatan dilakukan di gudang milik KPU Batam pada pukul 08.00-16.00 WIB.

Ia menegaskan, KPU akan mengawasi proses pelipatan surat suara melalui pemasangan kamera pengawas (CCTV) serta menempatkan petugas pengamanan khusus.

"Semua pekerja nanti akan diperiksa. Karena mayoritas ibu-ibu, jadi nanti Polwan yang periksa. Mereka pekerja tak boleh bawa tas, `handphone` dompet atau kantongan lainnya. Ini demi menjaga surat suara," kata dia.

Pewarta: Yuniati Naim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019