Jakarta (ANTARA) - Pemilih pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih banyak yang mempercayai kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pemilu 2019, daripada pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hal tersebur berdasar survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan pada 24-31 Januari 2019 terhadap 1.620 responden.

"Kalau kita lihat basis dukungan capres cawapres pada massa pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin sangat yakin sebesar 15,4 persen dan yakin 74,4 persen, jumlah total 89,8 persen," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani di Jakarta, Minggu.

Hanya sebanyak enam persen pemilih Jokowi-Ma'ruf yang kurang yakin dengan kemampuan KPU dan 6,3 persen tidak menjawab atau tidak tahu.

Sementara pemilih Prabowo-Sandi yang yakin terhadap kinerja KPU untuk penyelenggaraan Pemilu 2019 hanya sebesar 68,4 persen, tidak yakin sebesar 18,4 persen dan tidak menjawab atau tidak tahu sebanyaj 12,2 persen.

"Dilihat uji statistik ada perbedaan menurut kelompok pemilih capres-cawapres. Pemilih Prabowo-Sandi lebih negatif daripada Jokowi-Ma'ruf Amin dalam menilai KPU menyelenggarakan pilpres," kata Deni.

Untuk rasa percaya kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) selama Pemilu 2019, pemilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 87,7 persen percaya dan enam persen kurang yakin, sedangkan pemilih Prabowo-Sandiaga yang percaya hanya 68,4 persen dan tidak yakin 19,4 persen.

Ada pun untuk elektabilitas, berdasar survei itu paslon nomor urut 01 sebesar 54,9 persen, paslon nomor urut 02 sebesar 32,1 dan tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 13 persen.

Deni menyebut apabila 13 persen yang tidak menjawab menjatuhkan pilihan kepada Prabowo-Sandi, Jokowi-Ma'ruf masih unggul 10 persen.

"Angka itu lebih besar dari selisih Pilpres 2014 yang sebesar enam persen," ucap Deni.

 

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019