Magelang (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mendapat tulisan "jangan lupa bahagia" yang di baliknya juga ditulis "ojo nesu" dari seorang santri Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengaho

Santri tersebut bernama Bisri Mustofa yang mengaku biasa dipanggil Bisma asal Kendal membawa papan tulis hitam berukuran 20x30 cm.

"Kenapa berani menulis jangan lupa bahagia dan 'ojo nesu' (jangan marah)?" tanya Presiden Jokowi di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah pada Sabtu.

"Ini untuk kita semua, khususnya 'njenengan' (Presiden) karena berkat 'njenengan' santri diakui ," jawab Bisma.

"Ya akhir 2014 lalu kita tetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Ini pengakuan negara terhadap peran santri dan ulama dalam pembangunan di negara ini," kata Presiden.

"Kenapa jangan lupa bahagia? Saya ini selalu mensyukuri apapun yang diberikan oleh Allah. Kalau selalu bersyukur Alhamdulillah kalau dapat apapun selalu ditambah nikmat dan rizki," tanya Presiden lagi.

"Kita dilahirkan oleh ibu di dunia untuk bahagia Pak," jawab Bisma.

"Bahagia itu apa?" tanya Presiden.

"Bahagia menurut saya sendiri taat beribadah kepada Gusti Allah, takzim kepada pemerintah, 'nderek kalih syeh' (patuh kepada kyai) Pak dan jangan lupa terakhir 'ojo nesu'," jawab Bisma.

"Berarti harus terus tersenyum dalam keadaan apapun ya? Lalu dibaliknya ada tulisan 'ojo nesu' kenapa 'ojo nesu'?" tanya Presiden.

"Nesu itu sifat yang tidak baik, tadi lama menunggu," jawab Bisma merujuk pada waktu para santri menunggu kedatangan Presiden ke pesantren tersebut.

"Acara saya sudah ada yang atur, kemarin saya bangun di provinsi Jawa Barat. Saya tinggal di istana. Setelah dari istana saya pergi ke Bandara Halim di DKI, terbang ke NTB sampai sore. Sorenya pindah ke Bali. Sudah begitu terbang ke Yogja baru 00.30 WIB masuk istana. Apa yang ingin saya sampaikan jadwalnya padat sekali. Sekali meleset sedikit semua acara terlambat, yang keliru bukan saya, yang ngatur," jawab Presiden sampai tertawa.

"Ojo nesu menurut mas saya marah perbuatan dari setan jadi segala sesuatu yang memakai emosi atau nafsu membara akan banyak mudarat untuk tubuh kita dan orang lain," kata Bisma sedikit terbata.

"Apa lagi ojo nesu? Berani menulis harus berani menerangkan, ini kok malah deg-degan?" tanya Presiden sambil merangkul Bisma.

"Ojo nesu artinya jangan marah," jawab Bisma.

"Iya karena segala sesuatu yang emosional, marah tidak baik baik dalam memutuskan menjalankan sesuatu berkaitan kegiatan-kegiatan kita," kata Presiden lagi.

Ponpes API Tegalero adalah lokasi yang sama pada 2016 lalu di mana salah satu santrinya menjawab pertanyaan Presiden Jokowi mengenai nama menteri Kabinet Kerja dengan "Megawati, Ahok, Prabowo".

Baca juga: Saat Presiden Jokowi berdialog dengan banser wanita NU

Baca juga: Presiden Jokowi berharap partisipasi pemilih setinggi-tingginya

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019