Daya penciuman anjing terbatas karena tingginya material yang dibawa saat banjir terjadi Sabtu (16/3),
Jayapura (ANTARA) - Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin mengakui, penggunaan anjing pelacak (K-9) dalam pencaharian korban banjir bandang di Sentani yang belum ditemukan sudah tidak efektif sehingga tidak lagi digunakan.

Penggunaan anjing pelacak saat ini tidak efektif karena banyaknya material yang terbawa saat banjir bandang terjadi.

“Daya penciuman anjing terbatas karena tingginya material yang dibawa saat banjir terjadi Sabtu (16/3),” kata Irjen Pol Sormin di Jayapura, Rabu.

Mantan Kadiv Humas Mabes Polri mengakui, saat ini tercatat 15 ekor anjing pelacak (K 19) termasuk enam ekor bantuan dari Mabes Polri.

Tercatat 74 orang yang belum ditemukan dan pencaharian masih terus dilakukan secara manual. Belum ada rencana penghentian pencaharian terhadap korban banjir bandang di Kabupaten Jayapura sehingga anggota polri masih dikerahkan untuk mencari sekaligus membantu membersihkan sekitar kawasan yang terkena bencana.

Selain itu juga anggota juga melakukan pembersihan di sekitar danau Sentani yang hingga kini masih banyak tumpukan sampa, kata Irjen Sormin.

Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Jayapura menyebabkan 105 orang meninggal dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal karena selain banjir bandang, dampak dari bencana alam itu juga menyebabkan air Danau Sentani meluap.

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019