London (ANTARA) - Ribuan orang yang menentang Inggris menunda meninggalkan Uni Eropa berpawai di London pada Jumat sementara pemerintah bergegas untuk menyelamatkan rencana Brexit-nya.

Pada hari itu Inggris sebenarnya sudah meninggalkan UE, kelompok-kelompok besar berkumpul di bawah sinar matahari cerah di luar gedung parlemen dengan mengibarkan bendera-bendera Union Jack dan meneriakkan,"Keluar artinya keluar" dan "Selamat tinggal UE". Banyak di antara peserta unjuk rasa membawa tanda-tanda yang menuding Perdana Menteri Theresa May melakukan pengkhianatan.

Di tengah-tengah penjagaan polisi, sejumlah orang menghalangi jalan keluar parlemen, dan meneriakkan "Kami takkan pindah" dan "Apa yang kami inginkan? Brexit? Kapan kami inginkan sekarang? Sekarang."

Para pengunjuk rasa yang dipimpin Nigel Farage -- politikus yang dipandang telah berbuat lebih banyak daripada yang lain untuk menakut-nakuti pemerintahan Inggris waktu itu sepakat mengadakan referendum mengenai keanggota blok itu -- akan berpidato di depan khalayak setelah para anggota parlemen memberikan suara mengenai versi pemerintah mengenai perjanjian pemisahan Brexit yang sudah dipatahkan dua kali.

Farage, mantan pemimpin Partai Kemerdekaan Kerajaan Inggris, dijadwalkan berbicara pada event "Pengkhianatan Brexit" sebagai bagian dari kulminasi pawai dua pekan sejauh 435Km dari Sunderland, di timur laut Inggris, ke London.

Sementara krisis Brexit Kerajaan Inggris yang berlangsung tiga tahun mendekati akhirnya, masih belum tentu bagaimana, kapan atau bahkan negara itu akan meninggalkan UE. Para pendukung Brexit takut akan digagalkan oleh elit politik yang sudah diketahui luas menentang Inggris meninggalkan blok itu.

Sekitar 1.000 orang berkumpul di taman di tepi Sungai Thames. Banyak di antara mereka membawa bendera-bendera Union Jack atau plakat yang bertuliskan "Tinggalkan sekarang" dan "Hormati pemungutan suara!" untuk berpawai sekitar empat mil menuju gedung parlemen.

Sumber: Reuters

Baca juga: Dolar menguat setelah pound Inggris jatuh akibat Brexit
Baca juga: Ketidakpastian Brexit picu penurunan terbesar investasi di Inggris

Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019