Kiev, Ukraina (ANTARA) - Dinas keamanan Ukraina (SBU) pada Rabu (16/4) menyatakan telah menangkap regu serang dinas intelijen militer Rusia karena berusaha membunuh seorang mata-mata militer Ukraina menjelang pemilihan presiden pada Ahad (21/4).

Masalah mengenai bagaimana menghadapi Rusia, yang mencaplok Krimea pada 2014 dan mendukung kaum separatis pro-Rusia di Ukraina Timur, menjadi topik utama pemilihan umum; calon petahana Petro Poroshenko, menjabat sebagai Panglima Militer, menyatakan militer perlu mempertahankan negeri itu.

Vasyl Hrytsak, Kepala SBU, lembaga intelijen utama Ukraina, mengatakan dalam satu taklimat di Ibu Kota Ukraina, Kiev, tujuh anggota kelompok intelijen militer Rusia telah ditahan dan didakwa dan orang kedelapan telah ditangkap pada Rabu pagi.

Dua anggota kelompok tersebut adalah warga negara Rusia, kata Anatoly Matios, Jaksa Militer Ukraina, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang. Ia menggambarkan orang yang ditangkap itu sebagai perwira staf Dinas Intelijen Militer Rusia, GRU. Enam orang lagi adalah warga negara Ukraina.

Belum ada komentar dari GRU.

SBU telah melaporkan sebelunya bahwa dinas intelijen tersebut menangkap beberapa kelompok agen lembaga khusus Rusia.

"Orang yang ditahan terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap seorang pegawai Dinas Intelijen di Kementerian Pertahanan Ukraina ... di Kiev pada April," kata Matios. Ia menambahkan kelompok itu telah memasang bom di bawah mobil pegawai tersebut tapi bom tersebut meledak sebelum waktunya, sehingga melukai seorang tersangka.

SBU menyiarkan rekaman video mengenai peristiwa yang sama yang memperlihatkan seseorang sedang memasang bom di bawah satu mobil sebelum ledakan besar terjadi. Video tersebut memperlihatkan seseorang sedang berbaring di ranjang rumah sakit, dan sebagian lengan kanannya hilang. SBU menyatakan orang itu adalah warga negara Rusia dan dilahirkan di Moskow.

Sumber: Reuters
Baca juga: Pasukan Ukraina serang pemberontak separatis Pro-Rusia
Baca juga: Politisi Eropa serukan sanksi baru terhadap Rusia terkait Ukraina

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019