Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama dan Urusan Waqaf Kerajaan Maroko, Ahmed Toufiq, memuji kualitas Indonesia dalam sebagai bangsa berikut sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia.

Toufiq menyampaikan pujian itu sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (24/4), usai menerima Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Syafiq Mughni di Rabat, Maroko, Selasa (23/4).

Toufiq lebih lanjut mengatakan bahwa masyarakat Islam di Maroko dan Afrika melihat Indonesia sebagai saudara dari Asia.

"Jadi, bukan hanya Arab tetapi juga Indonesia. Mengapa? Karena kami melihat dengan jelas bahwa Indonesia bisa menjadi teladan bagi dunia Islam. Terutama, bagaimana budaya lokal bisa sejalan dengan syariat Islam," katanya.

Menag Maroko mengatakan di negaranya juga terjadi gejala seperti di Indonesia bahwa terdapat kelompok-kelompok mengatasnamakan syariat Islam yang sesungguhnya berpotensi menghancurkan kearifan lokal.

"Tapi Indonesia bisa mengatasi itu. Sangat bagus untuk dicontoh bagaimana Indonesia bisa mempertahankan budaya dan menjalankan syariat secara harmonis," katanya.

Sementara itu, Syafiq Mughni menuturkan pada dasarnya Islam merupakan agama universal.

Penerapan Islam, kata dia, bisa dilaksanakan dalam segala situasi sehingga untuk menjalankan syariat Islam, tidak perlu mengubah semua budaya lokal.

"Hal yang mustahil menjalankan syariat Islam tanpa budaya. Karena memang Islam itu universal," kata Syafiq.

Dalam kesempatan itu, Toufiq juga menyampaikan bahwa dalam masa mendatang pemerintah Indonesia mungkin saja mengirimkan imam masjid untuk belajar di Maroko.

Diketahui, Maroko memiliki Institute of Imams Muhammad VI, lembaga pendidikan tinggi sebagai tempat pembenihan bagi calon imam di Maroko.

Saat ini, mahasiswa yang mengenyam pendidikan di institut itu bukan hanya dari Maroko melainkan juga dari 24 negara lainnya.

"Mungkin kami bisa memberi beasiswa bagi calon Imam dari Indonesia," ujarnya.

Syafiq mengatakan, pemerintah akan segera menempuh jalur diplomatik untuk menjemput kesempatan tersebut.

"Tentu kami sangat berterima kasih jika kerajaan Maroko mau memberikan beasiswa kepada imam Indonesia. Pemerintah Indonesia memang berharap imam dan ustadz bisa memiliki kesempatan untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuannya," katanya.

Menurut Syafiq, di tengah situasi saat ini imam dan ustadz dituntut tidak hanya paham ilmu agama, tetapi penting juga memiliki pengetahuan yang luas.

Sebagai tokoh agama yang hidup di masyarakat, kata dia, sudah seharusnya imam dan ustadz menjaga umat agar senantiasa rukun dan memiliki toleransi.

Selain mengunjungi Menteri Agama dan Urusan Waqaf, dalam lawatannya di Maroko Syafiq juga memberikan kuliah umum di Universitas Muhammad V dan Institute of Imams Muhammad VI.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019