Bandara baru itu akan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara ke sini karena penerbangan langsung ke Yogyakarta akan bertambah banyak
Yogyakarta (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta berharap operasional Bandara Internasional Yogyakarta segera terealisasi untuk meningkatkan kenyamanan dan daya tarik wisatawan mengunjungi Yogyakarta.

"Kami berharap bisa segera (beroperasi) karena selama ini banyak penumpang menuju Yogyakarta yang komplain karena (pesawat) harus berputar-putar dulu," kata Ketua PHRI DIY Istijab M Danunagoro di Yogyakarta, Senin.

Menurut Istijab, pesawat yang membawa pengunjung atau wisatawan menuju Yogyakarta kerap harus berputar (holding) di angkasa terlebih dahulu karena menunggu giliran mendarat di Bandara Adisutjipto yang kondisinya cukup padat.

Berdasarkan data PT AP I, pada 2017 jumlah penumpang di Bandara Adisutjipto mencapai 7,8 juta penumpang dan pada 2018 meningkat menjadi 8,4 juta penumpang. Padahal, bandara yang berdiri di tanah milik TNI Angkatan Udara itu hanya memiliki kapasitas 1,8 juta penumpang per tahun.

"Sehingga jika beroperasi Bandara Internasional Yogyakarta ini bisa membantu penerbangan domestik bila Bandara Adisutjipto sedang dipergunakan latihan terbang oleh Sekolah Penerbang TNI Angkatan Udara," kata dia.

Dengan keberadaan bandara baru itu, menurut dia, akan sangat membantu meningkatkan kunjungan wisata karena akan ada penerbangan langsung dari Korea, China, Jepang, Singapura, Malaysia, Jerman, hingga Timur Tengah. "Kami berharap agar ada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara," kata Istijab.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengaku optimostis operasional bandara baru di Kulon Progo akan mampu mendukung pencapaian target 5,9 juta wisatwan selama 2019 di daerah itu.

"Bandara baru itu akan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara ke sini karena penerbangan langsung ke Yogyakarta akan bertambah banyak," kata dia.

Selaib mampu meningkatkan kunjungan wisata, Singgih yakin keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta juga mampu menambah lama tinggal wisatawan atau "length of stay" (LOS) di DIY. Hingga saat ini rata-rata lama tinggal wisatawan baik mancanegara maupun domestik di DIY masih mencapai 2,1 hari.

Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo sedianya diresmikan pada 29 April 2019 oleh Presiden Joko Widodo. Namun, peresmian itu mendadak ditunda hingga waktu yang belum ditentukan karena terkendala kesiapan dari maskapai domestik, serta berkaitan dengan agenda Presiden Joko Widodo.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019