Bogor (ANTARA) - Djibouti berharap Indonesia mau meningkatkan program penguatan kapasitas negara-negara di Benua Afrika karena teknologi penangkapan dan pengelolaan perikanan Indonesia dianggap sudah cukup maju.

Harapan itu disampaikan Habon Mohamed Elmi, pejabat muda Pemerintah Djibouti, saat bertemu Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur, yang berkunjung ke Djibouti pada 27 April lalu.

Elmi sendiri, yg saat ini menjabat sebagai Asisten Direktur Urusan Kelautan Kementerian Perhubungan Djibouti, pernah mengikuti Program Pelatihan Perikanan di Maluku.

Elmi adalah peserta wanita pelatihan perikanan di Indonesia pada Juli 2017, kata Dubes Al Busyra Basnur dalam penjelasan persnya yang diterima ANTARA di Bogor, Kamis.

Kegiatan peningkatan kapasitas berupa pelatihan perikanan yang diikuti Elmi bersama 13 peserta lain di Ambon, Ibu Kota Provinsi Maluku, itu diselenggarakan oleh Kemenlu RI dan Kementerian Perikanan RI di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Ambon.

"Pada pelatihan peningkatan kapasitas itu saya mendapatkan berbagai ilmu dan pengetahuan, sekaligus kesempatan untuk mempraktikkan penggunaan alat-alat menangkap ikan yang ramah lingkungan, misalnya perangkap bubu dan keramba jaring apung," kata Elmi seperti dikutip Dubes Al Busyra Basnur.

Elmi menilai teknologi penangkapan dan pengelolaan perikanan di Indonesia cukup maju sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Karena itu, katanya, Indonesia perlu mengembangkan teknologi perikanan tersebut ke negara-negara lain yang membutuhkan, terutama di kawasan Afrika.

"Saya juga belajar tentang teknik pengolahan hasil-hasil laut dan pengembangan budi daya ikan hias", katanya.

Menurut Dubes Al Busyra Basnur, ada satu hal yang selalu diingat Habon Mohamed Elmi dari pengalamannya tinggal dan belajar di Indonesia, yakni orang-orang Indonesia sangat perhatian, suka menolong, dan berbagi dengan orang lain.

Bahkan, orang Indonesia senantiasa berusaha untuk memberi sesuatu yang dibutuhkan orang lain meskipun dia sendiri sebetulnya tidak memiliki apa yang akan diberikan itu.

"Saya ingin kembali ke Indonesia, menemui sahabat dan orang-orang yang pernah saya kenal dan saya sukai," kata Elmi dengan mata berkaca-kaca.

Duta Besar Al Busyra Basnur mengatakan maksud pertemuannya dengan Elmi adalah dalam rangka mempererat hubungan dan persahabatan Indonesia dengan para alumni program dan kegiatan yang pernah diselenggarakan Pemerintah RI.

"Pertemuan itu juga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar manfaat program Pemerintah Indonesia itu bagi peserta dan negara sahabat," katanya.

Menurut dia, Pemerintah RI aktif memberikan bantuan untuk meningkatkan kapasitas bagi negara-negara sahabat, khususnya di bidang-bidang yang menjadi kebutuhan mereka.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Kerjasama Teknik Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Mohammad Syarif Alatas mengatakan bahwa sejak 1999 hingga 2018, Indonesia telah melaksanakan 671 program peningkatan kapasitas yang diikuti oleh 8.726 peserta dari berbagai negara dan kawasan.

Baca juga: Perguruan tinggi pertama Ethiopa jalin kerja sama dengan Indonesia

Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019