Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menetapkan status tanggap darurat atas bencana banjir yang menerjang beberapa desa di Kecamatan Gumbasa dan Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, selama tujuh hari.

Penetapan status tanggap darurat itu lewat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 367/199/BPBD-G.ST/2019 tentang Penetapan status tanggap darurat penanganan bencana banjir dan tanah longsor pada Kabupaten Sigi, Poso dan Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah.

"Iya, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menetapkan status tanggap darurat untuk tiga kabupaten yang terdampak banjir dan tanah longsor," ucap Kepala Biro Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Pemprov Sulteng, Haris Kariming, Kamis.

Selain Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso dan Tolitoli juga ditetapkan status tanggap darurat penangana anjir dan tanah longsor.

Status tanggap darurat penanganan bencana banjir mulai terhitung pada tanggal 28 April sampai dengan 4 Mei 2019. Keputusan tersebut ditetapkan Gubernur Sulteng pada tanggal 28 April 2019.

Banjir bandang menghantam beberapa wilayah di Kabupaten Sigi. Dalam penanganan bencana tersebut, Pemerintah Kabupaten Sigi mengevakuasi sekitar 500 warganya yang terdampak banjir bandang di dua desa di Kecamatan Dolo Selatan, Senin (29/4).

Mereka dievakuasi ke suatu lapangan yang relatif lebih aman dari lokasi bencana.

"Tadi malam kita sudah bergerak mengevakuasi warga ke titik yang aman, karena dua desa di Dolo Selatan ini tidak ada lagi tempat yang aman," kata Bupati Sigi Irwan Lapatta setelah meninjau sejumlah titik banjir di daerah setempat.

Di Dolo Selatan terdapat tiga desa terdampak banjir, yakni Desa Bangga, Walatana dan Balongga. Desa Bangga dan Walatana sebagai lokasi paling parah terdampak bencana itu.

Dalam evakuasi itu, pemda setempat dibantu sekitar 300 personel TNI dan Polri. Mereka yang diungsikan, terdiri atas para orang tua hingga anak-anak dan balita.

Pemerintah telah membangun posko penanggulangan bencana dan dapur umum karena sebagian besar warga, sejak Minggu (28/4) malam hingga kini belum mendapatkan makanan secara memadai.

"Ada banyak anak-anak yang segera butuh pertolongan," katanya.

Selain menanggulangi bencana alam itu secara darurat, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tengah untuk segera menurunkan alat berat guna menormalisasi sumber air dan membersihkan rumah warga yang terdampak bencana.

Selain di Dolo Selatan, banjir juga menghantam tiga desa di Kecamatan Gumbasa, yakni Omu, Tuva, dan Salua.

Pascabanjir bandang, Desa Tuva dan Salua masih sulit dijangkau karena akses jalan terputus, terhalang material kayu dan lumpur.

Oleh karena itu, pemkab setempat dibantu pemprov akan segera menurunkan alat berat untuk membuka akses jalan menuju dua desa tersebut.

Hingga kini, belum ada korban meninggal dunia dalam bencana itu. Namun, satu orang dinyatakan hilang sejak Minggu (28/4) malam, dan telah ditemukan oleh TIM SAR Pau kemudian di serahkan kepada keluarga untuk di kebumikan.

Evakuasi terhadap isi rumah dan harta benda milik korban terdampak banjir di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, belum dilakukan.

Pantauan Antara, di sebagian Dusun Tiga, rumah-rumah warga di Dusun Empat dan Lima, Desa Bangga, evakuasi terhadap barang berharga milik warga belum dapat dilakukan.
Kondisi rumah-rumah warga Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan yang terdampak banjir bandang.
Kondisi jalan menuju Kulawi Kabupaten Sigi terputus di Desa Omu Kecamatan Gumbasa.

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019