Idlib (ANTARA) - Militer Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Ahad (12/5) melancarkan serangan artileri di dekat tempat pengawas Turki di zona penurunan ketegangan Idlib, kata koresponden Kantor Berita Turki, Anadolu, di lapangan.

Tak ada kerusakan pada tempat pengawasan tersebut, yang berada di Wilayah Zawiya, bagian barat-laut Hama.

Itu adalah serangan ketiga oleh pasukan pemerintah Damaskus terhadap wilayah di dekat pos pengawas dalam dua pekan. Serangan serupa di dekat pos pengawas itu dilakukan pada 29 April dan 4 Mei.

Tempat tersebut  salah satu dari 12 pos pengawas yang didirikan oleh Angkatan Bersenjata Turki pada Mei 2018, setelah babak kesembilan Pembicaraan Perdamaian Astana.

Sebagai penjamin pemerintah Suriah, Rusia bertanggung-jawab mencegah serangan oleh pasukan pemerintah dan milisi dukungan Iran, yang berulangkali melanggar Kesepakatan Sochi tahun lalu, yang bertujuan membentuk zona demiliterisasi di Idlib.

Pemerintah Bashar melancarkan beberapa serangan di zona penurunan ketegangan Idlib di bagian utara Suriah, dan menewaskan lima warga sipil, kata beberapa sumber Jumat lalu.

Menurut lembaga pertahanan sipil Helm Putih, serangan udara dan artileri pemerintah ditujukan ke Kota Kecil Khan Shaykhun, Maarat An-Numaan dan Kafr Nabli, selain sejumlah desa, demikian laporan Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam.

Menteri pertahanan Turki pada Jumat mengatakan pemerintah Suriah mesti menghentikan serangan di Idlib Selatan dan pasukan Damaskus harus kembali ke perbatasan yang ditetapkan oleh Kesepakatan Astana.

"Kami berharap Federasi Rusia melakukan tindakan yang efektif dan tegas untuk mencegah pelanggaran dan serangan pada masa depan," kata Hulusi Akar dalam satu pertemuan di Provinsi Hatay, Turki Selatan. "Pemerintah (Bashar) al-Assad berusaha memperluas daerah yang dikuasainya di Idlib Selatan, tindakan yang bertentangan dengan Kesepakatan Astana."

Serangan juga membahayakan pos pengawas Turki di wilayah itu, katanya, dan mengganggu gerakan serta patroli personel Angkatan Bersenjata Turki.

Suriah baru saja keluar dari konflik yang menghancurkan negeri tersebut, yang meletus pada 2011, ketika pemerintah Bashar menindas demonstran dengan kekuatan yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: Militer Suriah hancurkan lokasi, kendaraan gerilyawan di Idlib-Hama
Baca juga: Putin: Tidak diperlukan aksi militer di Idlib, Suriah
Baca juga: Turki kerahkan lebih banyak peralatan militer ke perbatasan Suriah
Baca juga: Pembicaraan perdamaian Suriah di Astana tolak agenda separatis

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019