Malang (ANTARA) - Petungsewu Wildlife Education Center (P-WEC) di Desa Petungsewu, Kabupaten Malang, jawa Timur menyatakan keberadaan burung Kacamata (Zosterops palpebrosus) dan Bentet Kelabu (Lanius schach) dalam beberapa tahun terakhir ini tidak terlihat lagi, bahkan mungkin sudah punah .

"Ada dua jenis burung yang dulu umum dijumpai di sekitar P-WEC, kini menghilang. Menghilang dua jenis burung itu karena perburuan liar," kata Direktur P-WEC Made Astuti, di Malang, Jawa Timur, Minggu.

Made mengatakan antara tahun 2000 hingga 2005 masih mudah menjumpai burung Kacamata dan Bentet Kelabu, tetapi sejak marak penangkapan burung tersebut di alam untuk diperdagangkan, kini tidak pernah melihat lagi dua jenis burung ini di area P-WEC dan sekitarnya.

Menurut Made yang sudah mengamati burung di alam sejak tahun 1996 itu, P-WEC menjadi salah satu habitat penting bagi berbagai jenis burung.

Catatan tim P-WEC dan Birding East Java sampai bulan Mei 2019, ada 48 jenis burung di kawasan P-WEC seluas 5 hektare tersebut.

Banyak jenis burung yang ada di P-WEC dan sekitarnya itu tidak lepas dengan keberadaan keragaman tumbuhan yang ada di P-WEC. Saat ini ada lebih dari 100 jenis tumbuhan yang ada di P-WEC. Sedangkan di luar kawasan P-WEC itu, jenis tanamannya kebanyakan adalah homogen atau sejenis, yaitu jeruk dan tebu.

"Tak heran jika burung-burung itu lebih suka menetap atau sekadar mencari makan di kawasan P-WEC, karena di tempat lainnya habitatnya sudah menjadi perkebunan homogen. Burung-burung di P-WEC juga merasa aman, karena bebas dari perburuan liar," ujarnya lagi.

Hanya saja, lanjut Made, saat ini ada beberapa jenis burung yang cukup sulit dijumpai di alam di wilayah Malang, tetapi burung tersebut menetap di P-WEC, yaitu burung Cabak Maling (Caprimulgus macrurus) dan Paok Pancawarna (Pitta guajana).

Burung Cabak Maling itu adalah burung yang aktif di malam hari dan pemakan serangga. Keluarga elang dan alap-alap juga sering dijumpai di P-WEC.

Tercatat ada 7 jenis elang dan alap-alap di P-WEC dan sekitarnya, yaitu Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhynchus}, Elang Ular Bido (Spilornis cheela), Elang Alap Cina (Accipiter soloensis), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus), Alap-alap Layang (Falco cenchroides), dan Alap-alap Sapi (Falco moluccensis).

Jenis burung lainnya yang ditemukan di P-WEC adalah Kangkok Besar (Cuculus sparverioides), Wiwik Kelabu (Cacomantis merulinus), Kedasi Australia (Chrysococcyx basalis), Kadalan Birah (Phaenicophaeus curvirostris), Bubut Jawa (Centropus nigrorufus).

Selain itu, ada juga jenis Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), Sepah Hutan (Perirocrotus flammeus), Pelanduk Topi Hitam (Pellorneum capistratum), Pelanduk Semak (Malacocincia sepiarium), Cinenen Jawa (Orthotomus sepium), Perling Kumbang (Aplonis panayensis) dan Prenjak Padi (Prinia inornata).

"Terlepas dari banyak jenis burung yang masih bertahan di kawasan P-WEC, sayangnya ada dua jenis burung yang dulu umum dijumpai di sekitar P-WEC, kini susah ditemukan akibat perburuan liar yang dilakukan warga," ujarnya lagi.

Lebih lanjut, Made mengatakan, saat ini P-WEC dan Birding East Java sedang mengembangkan paket wisata pengamatan burung di alam atau birding. "Kami berharap wisata birding ini bisa membantu melestarikan burung di alam, karena tanpa ada burung di alam, kegiatan birding itu tidak bisa dilaksanakan," katanya lagi.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019