Banyuwangi (ANTARA) - PT Industri Kereta Api atau INKA Banyuwangi, Jawa Timur, menggandeng lima lembaga pendidikan vokasi di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu guna melahirkan SDM berkompeten di industri perkeretaapian dan memenuhi kebutuhan SDM pabrik.

Menteri BUMN Rini Soemarno saat berkunjung ke sekolah vokasi binaan PT INKA di SMKN 1 Glagah, Banyuwangi, Rabu mengatakan kelima lembaga pendidikan itu adalah SMKN I Glagah, SMK Tegalsari, SMK Ihya' Ulumuddin, SMK Muhammadiyah Rogojampi dan Politeknik Negeri Banyuwangi.

"Kami berharap lebih dari 70 persen karyawan di sini adalah tenaga-tenaga lokal yang terampil saat pabrik ini beroperasi pada Agustus 2020," katanya.

Ia menjelaskan bahwa lima lembaga pendidikan itu dibuka kelas khusus jurusan teknik mesin dan teknik las dengan standar industri perkerataapian.

PT INKA juga ikut menyusun kurikulum hingga supervisi, dan bahkan para tenaga ahli PT INKA menjadi guru tamu dalam frekuensi pertemuan hingga 20 kali per semester.

PT INKA, kata Rini, juga menggerojok dana ratusan juta untuk bantuan alat-alat praktikum ke SMK tersebut sehingga para pelajar bisa mempelajari standar permesinan kereta.

Pada kesempatan itu Menteri BUMN juga mengapresiasi kolaborasi PT INKA dan pemerintah daerah di Banyuwangi, di mana ada solusi yang sama-sama menguntungkan antara kebutuhan SDM berkualitas yang diinginkan industri dan tuntutan penyerapan SDM lokal.

"Kita perlu menyiapkan pendidikan dasar dengan spesifikasi industri di daerah setempat, kolaborasi ini patut diapresiasi," ujar Rini.

Direktur Utaman PT INKA Budi Noviantoro mengatakan, kolaborasi dengan sejumlah lembaga pendidikan itu semakin membuka peluang bagi anak-anak muda Banyuwangi untuk menjadi ahli perkeretaapian.

"Dengan SMK yang sesuai standarisasi industri kereta, keterampilan para pelajar bisa match dengan kebutuhan industri," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiyatmoko mengatakan Banyuwangi mempunyai strategi penyerapam SDM lokal dengan cara yang sama-sama menguntungkan.

"Tidak asal menerapkan aturan, harus utamakan SDM lokal. Juga tidak asal menerapkan semua pekerja ber-KTP lokal, yang dilakukan Banyuwangi adalah menyiapkan kompetensi SDM-nya, sembari menunggu pembangunan pabrik, SDM sudah disiapkan dengan menggandeng SMK," katanya.

Baca juga: Rini: INKA Banyuwangi terbesar di ASEAN

Baca juga: INKA terus berupaya tembus pasar Afrika

Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinarianto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019