Jakarta (ANTARA) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) sedang melakukan penjurian dan penilaian terhadap tujuh inovator dari masyarakat umum untuk diseleksi tiga terbaik sebagai penerima Anugerah lptek dan Inovasi Nasional kategori Labdha Kretya 2019.

"Iptek dan Inovasi Nasional kategori Labdha Kretya diberikan kepada masyarakat umum atau "akar rumput" (grass-root innovation) yang berhasil menghasilkan nilai tambah, baik dalam bentuk komersil, ekonomi maupun sosial-budaya, untuk menghasilkan produk inovasi yang dapat menjadi penguat daya saing bangsa," kata Kepala Sub Direktorat Kemitraan Strategis dan Wahana Inovasi Direktorat Sistem Inovasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti Eka Gandara dalam presentasi dan penjurian Anugerah Labdha Kretya 2019, di Jakarta, Kamis.

Eka menuturkan pada 2019 pemerintah daerah mulai dilibatkan sebagai pendamping dari inovator yang mengikuti seleksi anugerah ini.

Apresiasi Anugerah Iptek dan Inovasi Nasional diberikan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 yang direncanakan diadakan di Bali pada 28 Agustus 2019 dengan tema: "Iptek dan Inovasi Dalam Industri Kreatif 4.0." Sub tema dari Hakteknas 2019 adalah "Industri Kreatif 4.0 untuk Kemandirian dan Daya Saing Bangsa".

Adapun tujuh nominator yang berhasil lolos seleksi awal yang diundang untuk presentasi akhir dalam penjurian anugerah ini adalah Eko Handoyo dan tim dari Karang Anyar-Jawa Tengah dengan inovasi rekayasa mesin serut bambu multifungsi 3 in 1.

Kemudian, I Made Sumasa dari Denpasar di Bali dengan inovasi pembenihan kepiting bakau, Ihsan Hakin dan Tim dari Grobogan di Jawa Tengah dengan Bending 3 Axis Man-Tech; Komunitas Lingkar Literasi Studi Tjokro dari Pati di Jawa Tengah dengan inovasi money android scanner sebagai jawaban masalah tunanetra dengan metode optical character recognition.

Kemudian, Joni Hermanto dari Ogan Ilir di Sumatera Selatan dengan inovasi minyak serai wangi, Muhammad Sobri dari Pati di Jawa Tengah dengan inovasi bioreaktor kapal selam, dan Yadi dari Wonogiri di Jawa Tengah dengan inovasi roti gaplek "Inagiri".

Para kandidat penerima anugerah tersebut akan memaparkan produk yang dikembangkan mulai dari pengembangan teknisnya hingga pengelolaan tim dan strategi pemasarannya. Mereka menyampaikan presentasi dari berbagai aspek terkait dengan indikator-indikator yang menjadi objek penilaian antara lain profil produk, proses perencanaan, perancangan dan pengembangan produk, portofolio tim, mekanisme kerja, sarana dan prasarana yang digunakan, dan mitra-mitra yang terhubung atau terlibat.

Pada tahap awal seleksi menggunakan Sistem Inovasi Kearifan Lokal (SOKA) yang khusus didesain untuk mengukur produk inovasi yang dikembangkan oleh masyarakat.

Selama kurang lebih hampir satu bulan telah terjaring 41 inovator melalui sistem SOKA yang berasal dari 24 kabupaten dan kota dari enam provinsi dengan delapan bidang fokus.

Dalam proses penjurian enam komponen aspek yang dinilai yakni perencanaan, infrastruktur, kapasitas sumber daya manusia, sistem informasi, budaya inovasi dan hasil inovasi.

Tujuan penyelenggaraan anugerah iptek adalah mendorong peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), yang diikuti dengan penguatan inovasi nasional untuk mendukung kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia; membangun iklím kondusif penguatan dan pengembangan inovasi sebagai penjangkauan (outreach) dari riset iptek dalam penciptaan nilai tambah komersil, ekonomi dan atau sosial-budaya secara berkelanjutan.

Anugerah Iptek ini juga bertujuan untuk memberikan dorongan kepada para pelaku inovasi baik seluruh lembaga, daerah, dunia usaha maupun masyarakat agar dapat terpacu dalam mewujudkan ide kreatif.

Baca juga: Kementerian: Inovasi di Indonesia hadang gempuran produk daring asing
Baca juga: Kemristekdikti dorong komersialisasi inovasi



 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2019