Moskow (ANTARA) - Polisi Rusia telah menahan anggota utama oposisi di Moskow sebelum protes yang direncanakan pada Sabtu sore, yang pemerintah katakan tidak sah dan memperingatkan itu bisa menjadi kerusuhan,

Demonstrasi tersebut, yang direncanakan diselenggarakan di luar kantor wali kota Moskow dari pukul 11.00 GMT (18.00 WIB), dirancang untuk memprotes apa yang oposisi katakan tidak dilibatkannya banyak calon yang berpikiran oposisi dari pemilihan umum lokal di Moskow pada 8 September.

Pemerintah menyatakan para calon itu dilarang mencalonkan diri sebab mereka "gagal" mengumpulkan cukup banyak jumlah tandatangan asli yang mendukung mereka, tuduhan yang dibantah oposisi sebagai palsu.

Walaupun pemilihan umum tersebut untuk memilih anggota Parlemen Kota Moskow bukan nasional, pegiat oposisi memandangnya sebagai kesempatan untuk berusaha memperoleh pijakan di ibu kota Rusia, tempat calon dukungan Kremlin telah terbukti kurang populer pada masa lalu dibandingkan dengan partai lain di negeri itu.

Pengeritik Kremlin Alexel Navalny dipenjarakan selama 30 hari pada Rabu, sebelum protes Sabtu dan rumah anggota lain oposisi sebelumnya telah digeledah.

Ilya Yashin, sekutu Navalny, mengatakan di Facebook pada Sabtu bahwa polisi telah menggeledah flatnya di Moskow pada malam sebelum penahanannya dan membawa dia ke luar ibu kota Rusia.

Komite Penyelidik Rusia sudah memulai penyelidikan pidana terhadap satu pawai terbuka oposisi pada Juni, yang dikatakannya mungkin telah menghalangi pekerjaan komisi pemilihan umum Moskow.

Satu protes di Moskow pada akhir pekan lalu yang menyerukan agar calon yang dilarang didaftarkan dihadiri oleh lebih dari 20.000 orang, kata seorang pemantau.

Sumber: Reuters
Baca juga: Polisi Rusia tahan sedikitnya 57 orang dalam protes di Moskow
Baca juga: Ribuan orang protes atas larangan oposisi memberikan suara

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019